REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni dari Tanah Suci
''Tadi dia saya ajak untuk memutar Masjidil Haram, ternyata tidak ingat juga di mana tempat tinggalnya karena dia baru sampai Makkah Senin malam (22/9) ke penginapan sebentar menaruh tas dan ganti pakaian ihram. Setelah itu Daeng bersama rombongannya pergi ke Masjid Aisyah (red. Tan'im) untuk miqat, baru ke Masjidil haram.''
Dia mengaku hajinya non-kuota dan tidak resmi. ''Waktu membayar saya dijanjikan haji plus. Kalau tahu ini tidak resmi, disuruh membayar murah pun saya tidak mau,'' kata Daeng kesal.
Dia mulai ditawari sejak tiga tahun yang lalu dan uangnya ditabung di Bank BNI. Kemudian pada bulan Agustus 2014, dia mengambil uang di Bank BNI, lalu ditambahnya lagi untuk membayar biaya untuk ongkos naik haji seluruhnya sekitar Rp 80 juta ke Haji Mahmud,''cerita dia.
''Waktu pelunasan uang saya pergi naik mobil dan jarak dari rumah ke Makkasar ditempuh dalam waktu sekitar tiga jam.''ungkap dia menerangkan.
Sambil mengeluarkan air mata, Daeng berkata,''Saya ini dalam kesasaran. Tetapi saya tidak menyesal mengeluarkan uang banyak untuk berhaji. Ini merupakan ujian bagi saya. Insya Allah nanti bisa bertemu dengan rombongan saya,''kata ayah dari empat anak ini.