REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangunan dengan empat menara setinggi 47 meter yang mengapit di keempat sisinya itu adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW, saat pertama kali tiba di negeri kaum Ansor, Madinah Al-Munawarah.
Masjid berwarna putih yang luasnya mencapai 135 ribu meter persegi itu dibangun Rasulullah SAW pada 1 Hijiriyah atau 622 Masehi. Lokasi masjid yang banyak dikunjungi jamaah umrah dan haji itu berada di Quba--berjarak sekitar lima kilometer di sebelah tenggara Kota Madinah.
Menurut catatan sejarah, masjid ini dibangun di atas sebidang tanah milik Kalsum bin Hadam dari Kabilah Amir bin Auf. Alkisah, ketika hendak menuju Madinah pada saat hijrah, Rasululllah SAW singgah di Quba selama emat hari.
Sebagai penanda Islam telah hadir di tempat itu, lalu Rasulullah SAW mendirikan masjid di tempat itu. Kemudian, masjid itu masyhur dengan sebutan Masjid Quba. Pada masa perluasan wilayah kekuasaan Islam, para sahabat meneladaninya. Di mana panji Islam berkibar, di situ masjid dibangun.
Subhanallah, Rasulullah SAW ikut membangun masjid ini. Beliau meletakkan batu pertama pembangunan masjid ini. Lalu, para sahabat bergotong royong dengan penuh semangat untuk menegakkan Rumah Allah SWT ini.
Masjid ini boleh dibilang kian spesial karena di masjid ini Rasullah bersama para sahabat shalat berjamaah untuk pertama kalinya. Pembangunan masjid ini terekam dalam Alquran surah at-Taubah ayat 108. Masjid Quba disebut dalam kitab suci Alquran sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa.
".... Sesungguhnya, masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.’’
Rasulullah SAW juga sangat mencintai masjid ini. Beliau sering menyempatkan diri untuk berkunjung dan shalat di Masjid Quba. Dalam sebuah riwayat dikabarkan, Nabi Muhammad SAW mengunjungi masjid ini dengan menunggang unta atau berjalan kaki.
Mengunjungi Masjid Quba juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Betapa tidak. Pahala bagi orang yang berkunjung dan shalat dua rakaat di masjid ini sama seperti pahala bagi orang yang umrah.
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bersuci dari rumahnya, kemudian datang ke Masjid Quba, lalu shalat dua rakaat maka baginya pahala sebagaimana ganjaran umrah.” (HR Tirmidzi).
Tak heran jika para jamaah dari berbagai negara singgah di masjid ini dan menunaikan shalat dua rakaat. Jamaah haji asal Indonesia dan Turki berlomba-lomba mengunjung masjid ini. Seusai shalat, dua rakaat mereka memanjatkan doa di bawah kubah masjid yang menawan ini. Masjid Quba memiliki enam kubah besar, masing-masing berdiameter 12 meter. Tak hanya itu, masjid ini juga dilengkapi dengan 56 kubah kecil yang berdiameter enam meter.
Para jamaah bisa menikmati arsitektur Masjid Quba yang menawan. Masjid yang telah berkali-kali di renovasi ini masih tetap mempertahankan bentuk arsitekturnya yang bernuansa tradisional.
Di sisi selatan, terdapat galeri terbuka dengan deretan tiang-tiang, sedangkan sebelah utara terdapat dua serambi bertiang. Tak heran jika arsitektur Masjid Quba dicontoh masjid-masjid lainnya.
Meski tak berada di Makkah, masjid ini menyediakan air zamzam. Para peziarah bisa menikmati segarnya air zamzam. Seorang petugas akan melayani para jamaah yang ingin meneguk segarnya air yang berasal dari sumur tertua di dunia itu.