Selasa 30 Sep 2014 20:42 WIB

'Pasar Nasi' Dadakan Bahagiakan Jamaah Haji (1)

Jamaah haji Indonesia.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Jamaah haji Indonesia.

Oleh: Arie Lukiehardianti, Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sekitar pukul 05.00 Waktu Arab Saudi (WAS), di depan hotel Maktab Roudhoh E-12, ratusan jamaah berjejalan mengerubungi pedang nasi bakulan. Tak ada satu pun, pedagang bakul nasi itu yang terlihat sepi.

Padahal, di depan hotel sekitar 10 orang menggelar dagangan mereka dengan berbagai produk makanan khas Indonesia. Dari mulai sate, nasi putih, nasi uduk, nasi goreng, soto, bubur ayam, baso, kangkung, opor ayam, sampai bakwan bala-bala, rebus ubi dan kentang semuanya di jual oleh mereka.

Harganya pun, murah. Untuk nasi dan sayur, satu bungkus dipatok 1 riyal. Sementara lauk pauk, harganya berkisar 2 sampai 5 riyal.

Rata-rata, pedagang nasi itu berjualan dengan menggunakan kotak besar dari kayu untuk menyimpan berbagai masakan yang mereka jual. Untuk sayur, semuanya sudah dikemas dalam plastik-plastik kecil.

Setiap satu kemasan, isinya sekitar satu sendok sayur. Begitu juga, dengan nasi telah dikemas dalam plastik yang berisi sekitar satu sendok nasi. Hanya ikan dan berabagai gorengan saja, yang tak dikemas jadi jamaah bisa memilih sesuai seleranya. Semua dagangan itu, digelar di atas tikar.

Satupun, pedagang tak pernah ada yang terlihat melamun. Mereka, sibuk melayani calon jamaah haji yang berdesakkan ingin membeli makanan favoritnya di tanah air. Dalam waktu satu jam saja, seperti terhembus angin, dagangan nasi beserta lauk-pauknya habis semua. Senyum, pun terkembang di mulut pedagang yang semuanya orang Indonesia yang bekerja di Makkah.

Ratusan riyal, sudah mereka kantongi sebagi modal kembali untuk berjualan besok hari. Sementara, beberapa jamaah haji terdengar kecewa, karena telat datang ke 'Pasar Nasi' dadakan itu. Jadi, tak satu pun makanan yang bisa mereka beli untuk mengenyangkan perut mereka.

Beberapa pekan, sebelum Puncak haji atau wukuf, pedagang nasi yang berjualan hanya satu orang saja. Namun, seiring bertambahnya jamaah yang menginap di maktab, bertambah juga pedagang nasi dadakan. Bagi jamaah, bertambahnya jumlah pedagang menjadi suatu keuntungan. Karena, semakin banyak varian menu yang bisa mereka pilih.

''Alhamdulillah, adanya pedagang nasi di depan hotel bisa membantu kami. Jadi ga bingung cari makan,'' ujar Salah Satu Jamaah Haji Kloter 54 asal Purwakarta, Iis Farida kepada ROL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement