REPUBLIKA.CO.ID, Tentang Muzdalifah, ada beberapa pendapat yang berbeda tentang alasan penamaan Muzdalifah. Sebuah pendapat menyebutkan, Muzdalifah diambil dari kata izdilaf, yaitu perkumpulan.
Dalam Alquran disebutkan, “Di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.” Ada pula yang mengatakan, izdilaf adalah mendekat, karena merupakan tempat mendekatkan diri kepada Allah.
Pendapat lain menyebutkan, karena orang-orang mendekat ke Mina setelah kembali dari Arafah. Ada juga yang mengatakan, karena Adam dan Hawa mendekat ke sana, yakni sebagai tempat kumpul mereka.
Di samping itu, ada pula yang mengatakan, kareana orang-orang singgah di sana pada sebagian waktu malam untuk berkumpul. Kemudian ada yang berkata, “Az-Zulafah artinya kedekatan. Disebut Muzdalifah karena dari sana orang-orang sudah dekat ke Tanah Suci.
Pendapat lain menyebutkan, bahwa ketika Adam turun ke bumi, dia tidak mendekat ke Hawa. Tetapi Hawa yang mendekat kepadanya hingga keduanya saling mengetahui keberadaan pasangannya di Arafah.
Kemudian mereka berkumpul di Muzdalifah, sehingga dinamakan Jama’ dan Muzdalifah, yaitu tempat bermalam jamaah haji dan tempat melaksanakan shalat jama’ apabila mereka telah bertolak dari Arafah.
Muzdalifah adalah daerah yang terletak di antara tengah lembah Muhassir dan Ma’zim Arafah. Muzdalifah adalah Masy’aril Haram dan tempat imam melaksanakan shalat jamak Maghrib dan Isya, kemudian shalat Subuh.
Ada juga yang mengatakan, dinamakan Muzdalifah karena orang-orang bertolak darinya dalam satu gelombang sekaligus, yakni seluruhnya.
Batas Muzdalifah adalah apabila kita berangkat dari Arafah menuju ke sana, maka kita berada di tempat itu hingga tiba di bukit merah sebelum Muhassir dan Bukit Quzah yang terdapat di sisi tempat berhenti, jaraknya sekitar satu farsakh dari Mina.
Di sana ada mushala, tempat pemberian minum, dan beberapa tempat pemberian minum, menara, dan beberapa tempat pemberhentian unta, di sisi Gunung Jabir. (Atlas Haji & Umrah karya Sami bin Abdullah Al-Maghlouth)