REPUBLIKA.CO.ID, Oleh; Neni Ridarineni
MAKKAH -- Sebut saja Nenek Aminah (80 tahun) dirawat di Intensive Care Unit (ICU) Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah. Karena penyakitnya, oksigen dan beberapa peralatan untuk memonitor kesehatan terpasang di tubuhnya.
Meskipun demikian, nenek tersebut selalu menunaikan shalat tepat lima waktu. ‘’Padahal kondisinya sangat parah,'' ungkap Siti Munawarah, mahasiswi Mesir asal Indonesia yang bertugas sebaggai pembimbing ibadah jamaah umrah (piju).
Tetapi nenek itu tetap menunaikan shalat lima waktu tanpa disuruh dan selalu berzikir, pasrah dan sabar,’’ kata Siti Munawarah menjelaskan.
Dia mengaku mendapat banyak pelajaran yang berharga dari para pasien yang ditemuinya. Setiap mau shalat lima waktu, Neneng begitu Siti Munawarah biasa disapa, selalu membantu nenek Aminah untuk bertayammum karena kondisi penyakitnya menyebabkan nenek Aminah tak bisa bertayammum sendiri.
‘’Mungkin karena kepasrahannya barangkali yang membuat nenek tersebut cepat pulih kesehatannya. Dia di ICU hanya dua hari dan dua hari di ruag rawat inap,’’ ungkapnya.
Berbeda halnya dengan seorang pasien yang juga dirawat di ruang rawat inap BPHI Makkah. Sebetulnya penyakitnya tidak parah, tapi karena tidak punya semangat untuk hidup dan dituntun untuk shalat juga sulit, penyakitnya semakin memburuk, ungkap Neneng yang mendapat tugas di ICU dan ruang rawat inap perempuan .
Neneng yang mendapat beasiswa untuk studi S2 di Mesir bersama tiga mahasiswa lainnya ditunjuk menjadi petugas PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) 2014. Namun sebelum berangkat dia sudah bertanya kepada kakak kelasnya yang di Mesir yang pernah menjadi petugas PPIH.
‘’Mahasiswa Indonesia di Mesir setiap tahun selalu mendapat giliran menjadi petugas PPIH dan kebetulan kakak kelas saya juga ditugaskan sebagai Piju. Sehingga saya sudah mendapat gambaran tugas yang akan saya kerjakan,’’ujarnya.