REPUBLIKA.CO.ID,MINA—Ada dua cara yang harus dipilih untuk merampungkan ritual ibadah haji, nafar awal atau nafar tsani.
“Jumlah jamaah yang memilih nafar awal pada musim haji tahun ini sekitar 50-60 persen dari 156 ribu orang jamaah haji Indonesia. Sisanya, yang melakukan nafar tsani sekitar 40-50 persen,” terang Wakil Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Arsyad Hidayat, Senin (6/10).
Keduanya, jelas Arsyad, boleh dilakukan oleh jamaah haji dan tidak berdosa. Perbedaannya hanya terletak pada waktu pelaksanaannya. Untuk nafar awal, mereka harus menyelesaikan lontar tiga jumrah sebelum Maghrib pada tanggal 12 Dzulhijjah.
"Jadi, mereka harus menyelesaikan lontar jumrah pada tanggal tersebut. Kalau kelewat sampai Maghrib atau Isya, mereka harus menyempurnakan menjadi Nafar Tsani," papar Arsyad.
Untuk proses berikutnya, setelah menyelesaikan salah satu dari dua nafar tersebut, kata dia, jamaah haji gelombang pertama yang berjumlah sekitar 50 ribu orang mulai mempersiapkan kepulangan dari Makkah melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah pada Kamis (9/10) atau 16 Dzulhijjah 1435 H.
Sebelum meninggalkan Kota Makkah, PPIH berkoordinasi dengan masing-masing ketua kloter untuk memastikan bahwa jamaah haji sudah melakukan thawaf Wada' (perpisahan).
Sedangkan, sekitar 100 ribu orang jamaah haji gelombang kedua akan berangkat ke Madinah pada 14 Oktober 2014 atau 20 Dzulhijjah 1435 H untuk menjalani Shalat Arbain di Masjid Nabawi. Rata-rata, mereka menetap sembilan hari selama di pemondokan di Madinah.
Selanjutnya, bertahap diterbangkan ke Indonesia melalui Bandara Jeddah maupun Bandara Internasional Pangeran Abdullah bin Abdulaziz, Madinah.
"Untuk jamaah haji gelombang ini yang pulang melalui Jeddah, mereka akan diinapkan dahulu di hotel transito," ujarnya.