Oleh: Zaky Al Hamzah, Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Setelah sekitar 100 meter berjalan, kami mengarah ke kiri dan kemudian bertemu tangga. Tangga ini mengarah ke depan pintu terowongan Muasim. Sebelum naik tangga, ketua KBIH tadi nyaris mengarahkan jamaah ke jalur Jamarat lantai tiga, namun saya cegah, karena saya sama membuat jamaah semakin kelelahan, karena jalur dari Jamarat ke pintu Terowongan Muasim harus berputar.
Sedang jalur yang saya tunjukkan justru memotong jalur, sebab saat saya berdebat dengan ketua KBIH itu, lokasi pintu Terowongan Muasim persis berada di atas kami. Terowongan Muasim sendiri ada dua jalur, jalur dari Jamarat ke tenda-tenda jamaah dan jalur sebaliknya. Sehingga, jamaah yang hendak melempar jumrah dan pulang ke tenda tidak bertabrakan/bertemu.
Setelah mereka melihat Terowongan Muasim, beberapa jamaah bersyukur. "Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga pintu terowongan ini. Terima kasih, mas," katanya, sambil menyalami saya. Beberapa rekannya juga mengucapkan terima kasih sambil menyalami saya. Jajang yang berada di belakang jamaah juga mengucapkan hal sama sambil menanyakan nama dan bekerja dimana.
Setelah mengantarkan puluhan jamaah haji Soreang sekaligus menunjukkan MaWardi dan Kamaluddin pintu Terowongan Muasim, kami bertiga kembali ke arah Jamarat. Setelah melewati dua pertigaan tadi, kami kemudian berpisah di jalur perempatan pejalan kaki, saya kembali menuju titik tempat mabit teman-teman MCH, sedang Mawardi dan Kamaluddin kembali menemui rombongan asal Aceh tadi.
Jika berada di lantai dasar atau bawah gedung Jamarat, ada dua jalur bagi jamaah haji asal Indonesia atau Asia Tenggara ke pintu Terowongan. Selain jalur tadi, ada jalur lain atau jalur alternatif kedua, yakni naik tangga mengarah jalur kepulangan jamaah usai melempar jumrah. Lokasi tangga ini sekitar 100 meter dari
pintu masuk Kawasan Jamarat setelah pintu Terowongan King Fadh atau sisi timur Kawasan Jamarat.
Bila lewat tangga ini, jamaah harus berjalan kaki sekitar 1,5 kilometer (km) untuk tiba di depan pintu Terowongan Muasim. Tapi, dengan jalur pertama tadi, jamaah haji cukup berjalan kaki sekitar 200-300 meter, dan tanpa berputar. Setelah masuk di Terowongan Muasim berjarak sekitar satu km, jamaah akan dimanjakan dengan empat ekskalator berjalan.
Jamaah haji Indonesia harus melalui dua terowongan sebelum tiba di area tenda-tenda maktab jamaah. Selepas pintu keluar terowongan kedua, jamaah akan menemui Pos Satgas Mina. Sebelum mengantarkan Mawardi, Kamaluddin, Jajang dan rombongannya ke jalur alternatif, saya belum mengetahui bila ada jalur alternatif kedua menuju pintu Terowongan Muasim tersebut.
Yang saya tahu hanya jalur alternatif pertama, yakni tangga tadi. Sebelum mengantarkan puluhan jamaah asal Aceh dan Soreang, saya sempat mengantarkan tiga jamaah haji perempuan yang tersesat. Satu dari tiga perempuan ini memiliki fisik yang prima. Mereka tersesat setelah melempar jumrah di lantai tiga dan hendak shalat maghrib, sehingga memutuskan turun ke lantai dasar gedung Jamarat. Usai shalat, mereka tidak tahu jalan menuju lantai tiga, karena masuknya langsung dari Terowongan Muasim yang menuju ke Jamarat. Saya arahkan mereka ke tangga tadi.
Setelah mengantarkan tiga jamaah haji perempuan ini, saya menunjukkan 12 jamaah haji asal Thailand yang tersesat. Aminah, salah satu jamaah haji Thailand, mengatakan ingin ditunjukkan arah ke tenda-tenda Thailand, yang satu area dengan Minajadid. "Pokoknya, tunjukkan arah ke Terowongan Muasim, nanti mengarah ke tenda maktab kami," kata Aminah. Saya pun menunjukkan arah sama dengan arah yang dilalui Mawardi, Kamaluddin dan rombongan haji asal Soreang tadi.
Total, jamaah haji yang sempat saya bantu sekitar 78 orang selama dua jam. Setelah membantu mereka, waktu menunjuk arah 23.45 WAS. Saya kembali ke teman-teman MCH. Mereka bersiap-siap kembali ke Kantor Misi Haji bila selepas waktu 24.00 WAS. Perenungan hikmah mabit Ahad (5/10) malam di Mina adalah merenungi perjuangan Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail melawan setan. Di antaranya melawan setan sikap egois. Bertolong-menolonglah pada sesama.