Kamis 09 Oct 2014 14:11 WIB

Rute Laut Jamaah Haji pada Masa Raja Abdul Aziz

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Pelabuhan Jeddah masa kini.
Foto: Arabiansupplychain.com/ca
Pelabuhan Jeddah masa kini.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak dulu, Jeddah merupakan kota terkenal dan sangat strategis sehingga menjadi salah satu titik penting yang menghubungkan kota-kota ramai lainnya di Laut Merah (dahulu dikenal dengan nama Laut Qalzam).

Peran pelabuhan Jeddah makin strategis setelah Islam muncul. Terutama sejak masa Khalifah Utsman bin Affan. Khalifah Utsman memerintahkan agar memfungsikan kembali pelabuhan Jeddah sebagai ganti pelabuhan Syu’aibah. Jeddah pun menjadi pintu masuk utama para jamaah haji atau umrah menuju Makkah.

Jeddah senantiasa menjadi buah bibir kaum Muslimin yang mengunjungi Kota Makkah dan Madinah. Tentang penduduknya, adat istiadat, gedung-gedung, pelabuhan, masjid, dan semua hal yang terkait dengannya.

Selain mengunjungi Makkah dan Madinah, biasanya mereka juga menyempatkan diri berkeliling Kota Jeddah. Termasuk di antara mereka adalah pelancong terkenal dari Andalus, Ibnu Jubair; pelancong Arab, Ibnu Mujawir; dan pengelana sekaligus sejarawan terkenal, Ibnu Batutah.

Mereka menuliskan kisah perjalanan mereka selama di Jeddah. Ibnu Jubair, misalnya, menggambarkan keadaan Jeddah saat mengunjungi kota itu di sela-sela menunaikan ibadah haji pada abad ke-6 H, atau abad ke-12 M. Pemaparan Ibnu Jubair tersebut sangat mengesankan sehingga membuat pembaca seolah berada di masa lampau.

Dia juga menulis bahwa Jeddah menjadi tempat berkumpulnya para jamaah haji yang datang melalui jalur laut. Raja Abdul Aziz menyulap Jeddah menjadi kota yang nyaman bagi jamaah haji, khususnya mereka yang datang melalui jalur laut. (Al-Athlas Al-Mushawwar li Makkah Al-Mukarramah wa Al-Masyair Al-Muqaddasah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement