Kamis 09 Oct 2014 13:55 WIB

Rute Haji Orang Yaman Masa Lalu

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Peta Yaman.
Foto: Foto: lib.utexas.edu
Peta Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, Jalan ini bermula dari Sana’a melewati Sha’dah, kemudian menempuh daerah-daerah pegunungan menuju wilayah Asir dan Hijaz lewat dekat lokasi Jurasy, kemudian bertemu di Bisyah, Tubalah, dan Turabah hingga di Qarn Manazil, lalu ke Makkah.

Jumlah terminal atau tempat singgah yang terdapat di sepanjang jalan dari Sana’a menuju Makkah mencapai 25 tempat pemberhentian utama.

Sejumlah penelitian dan kajian arkeologi menemukan beberapa sisi penting yang tercermin pada arsitektur bangunan—berupa tatanan bebatuan di jalan yang tidak rata, fasilitas-fasilitas perairan, tulisan-tulisan bernuansa Islam di atas batu-batu cadas dan batu-batu penanda jarak.

Beberapa wilayah yang memungkinkan kita untuk melihat langsung bekas peninggalan jalan ini antara lain wilayah Rakibah, Mashlufaf dan Kuraif Al-Alab.

Dr Muhammad bin Abdurrahman Rasyid Ats-Tsaniyan, peneliti dari Universitas King Saud, telah menghasilkan penemuan arkeologis di jalan lama yang menghubungkan Sana’a dengan Makkah.

Penemuan ini menjelaskan bahwa jalan yang digunakan untuk rute perdagangan pada masa lalu sama dengan jalan yang digunakan oleh jamaah haji dari Yaman setelah Islam.

Menurut Ats-Tsaniyan, dalam bukunya yang diterbitkan oleh Badan Kepurbakalaan Saudi pada 1420 H, jalur jamaah haji menembus tanah-tanah datar di wilayah Yaman dan melintasi jalur-jalur tidak rata di wilayah Saudi, terutama di Pegunungan Sarwat dan Herrat Al-Buqum.

Informasi Nabi

Khabbab bin Al-Arat bertutur, “Kami mengadu kepada Rasulullah ketika beliau sedang berbantalkan burdahnya di bawah naungan Ka’bah. Kami bertanya, ‘Mengapa engkau tidak memintakan pertolongan untuk kami? Mengapa engkau tidak berdoa untuk kami?’

Beliau bersabda, ‘Dulu salah seorang dari kaum sebelum kalian ditangkap lalu dimasukkan ke lubang yang digali untuknya. Lalu didatangkan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya untuk membuat tubuhnya terbelah menjadi dua. Rambutnya disisir dengan sisir besi dari bawah daging dan tulangnya. Ternyata hal itu tidak menghalanginya untuk meyakini agamanya.’

‘Demi Allah, urusan agama ini akan sempurna sampai-sampai orang yang berkendaraan dari Sana’a menuju Hadramaut tidak takut kecuali kepada Allah dan (tidak khawatir) kecuali atas serigala yang akan memangsa ternaknya. Namun, kalian terlalu tergesa-gesa (bersabarlah)!” (HR Bukhari).

Nabi SAW juga bersabda, “Jarak antara dua sudut telagaku seperti jarak antara Sana’a dan Madinah, atau seperti jarak antara Madinah dan Oman.” (HR Ahmad). (Atlas Haji dan Umrah karya Sami bin Abdullah Al-Maghlouth)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement