Senin 06 Oct 2014 13:45 WIB

Rute Perjalanan Haji Ibnu Batutah

Peta Jazirah Arab.
Foto: Mostmerciful.com
Peta Jazirah Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, Rombongan Ibnu Batutah berhenti empat hari di Tsaniyah dan bersiap memasuki wilayah daratan. Kemudian mereka berangkat ke Ma’an.

Lalu singgah di Aqabah Shuwan menuju gurun pasir. “Orang yang memasukinya akan menghilang dan orang yang keluar dari sana seperti baru dilahirkan.”

Setelah menempuh perjalanan dua hari, mereka singgah di Dzat Al-Hajj, tempat yang tak ada bangunannya sama sekali. Kemudian menuju Wadi Baldah. Selanjutnya, rombongan Ibnu Batutah berangkat menuju Tabuk, tempat Rasulullah SAW pernah berperang.

Kemudian rombongan berangkat dari Tabuk, dan singgah di Telaga Al-Mu’azhzham, yang dinisbahkan kepada Raja Al-Mu’azhzham, keturunan Nabi Ayub. Air hujan yang turun di sebagian tahun terkumpul di sana.

Pada hari kelima, mereka tiba di Sumur Hijr, yaitu Hijr Tsamud. Di sini banyak air. Namun, tak seorang pun berani mendatanginya meskipun mereka sangat kehausan karena meneladani Rasulullah SAW saat melewatinya dalam Perang Tabuk. Beliau mempercepat hewan tunggangannya dan memerintahkan agar tak seorang pun menciduk air dari sana.

Mereka hanya membuat adonan untuk makanan unta. Di sana terdapat bekas rumah-rumah kaum Tsamud yang dipahat pada gunung-gunung batu berwarna. Tempat ini memiliki tangga yang diukir. Orang yang melihatnya akan mengira tempat ini baru dibangun. Tulang belulang mereka terus mengeropos di dalam rumah-rumah itu.

Tempat menderu unta Nabi Shalih terletak di antara dua bukit, dan di antara keduanya terdapat bekas masjid, tempat orang-orang mengerjakan shalat.

Perjalanan dari Al-Hijr ke Al-Ula ditempuh sekitar setengah hari. Al-Ula adalah desa  yang besar dan indah. Di sana terdapat kebun-kebun kurma dan mata air. Para jamaah haji, rombongan Ibnu Batutah, berhenti di sana selama empat hari untuk menambah perbekalan dan mencuci pakaian mereka. Mereka membawa bekal sesuai kebutuhan.

Penduduk desa ini adalah orang-orang yang setia memegang amanah. Di sinilah tempat terakhir para pedagang Nasrani Syam berhenti, dan mereka tidak boleh melewatinya.

Mereka menjual perbekalan singgah di lembah Al-Aththas. Cuacanya sangat panas disertai tiupan angin yang membahayakan. Pada hari ketiga mereka sampai di Tanah Suci. (Atlas Haji & Umrah karya Sami bin Abdullah Al-Maghlouth)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement