Oleh: Zaky Al Hamzah, Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Nurhamdalis memohon-mohon agar rice cooker mini miliknya bisa dibawa ke Indonesia. Jamaah haji peremuan asal Padang, Sumatra Barat (Sumbar) mengaku senang dengan barang tersebut yang berjasa banyak memasak nasi selama menjalani rangkaian ibadah haji di Madinah dan Makkah.
"Boleh ya, dibawa," pinta jamaah haji Kloter 1 Embarkasi Padang kepada petugas Garuda Indonesia, di Plaza Gate E1 Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, pukul 04.30 waktu arab saudi (WAS) Kamis (9/10). Petugas tetap bertahan barang tersebut harus ditinggalkan.
Lasmiwati, rekan satu kloter, berusaha menghibur Nurhamdalis. "Sudahlah, ikhlaskan saja. Berikan ke petugas kebersihan bandara atau petugas haji," katanya sambil memegangi bahu Nurhamdalis. Lasmiwati memahami adanya kebijakan larangan membawa barang bawaan berlebih bagi jamaah haji yang hendak pulang ke Indonesia. Hal itu semata demi keselamatan dan kenyaman selama berada di dalam pesawat.
Kebijakan itu dianggap semakin ketat, sebab saat dia berhaji pada tahun 1997 dan 2006, kebijakan tersebut belum ada. "Saat saya berhaji dua kali sebelumnya tahun 1997 dan 2006, larangan ini belum ketat. Semua barang bawaan saya, termasuk air zam-zam, lolos dibawa sampai ke Indonesia," ujar Lasmiwati.
Selain Nurhamdalis, sebagian besar jamaah terlihat kecewa dan sedih saat harus merelakan barang bawaannya terpaksa ditinggal di Bandara Jeddah. Selain rice cooker, terdapat hiasan dinding bergambar Ka'bah, panci, kompor listrik, alat penggorengan, baju, hiasan kain, air zam-zam, pisau yang dibelit selotip plastik coklat, gunting, sandal haji, dan barang-barang lain.
Pagi shubuh itu, sebanyak 451 orang bersiap hendak pulang ke Indonesia, setelah berangkat dari pemondokan/hotel mereka di Kota Makkah. Setelah perjalanan satu jam dari Makkah, para jamaah ini sudah tiba ke Bandara Internasional King Abdul Aziz, pukul 02.00 WAS, Kamis (9/10).
Pantauan ROL, mayoritas jamaah masih banyak yang menenteng lebih dari satu tas tenteng. Ada yang membawa dua hingga tiga tas, ada pula membawa kantong plastik berisi baju ihram, oleh-oleh, mainan atau makanan. Salah satu jamaah yang membawa tiga tas adalah Asma asal Padang. Selain tas tenteng bertuliskan 'Kemenag RI' dan 'Garuda Indonesia', dia membawa dua tas berisi oleh-oleh untuk cucunya dan buah serta makanan yang akan dikonsumsi saat di dalam pesawat.
"Yang ini untuk cucu saya," katanya menunjuk satu tas.
Larangan membawa barang bawaan berlebih sudah disampaikan dan disosialisasikan sejak jamaah masih berada di pemondokan/hotel di Makkah. Namun, ratusan jamaah haji Kloter 1 ini masih saja membawa barang-barang yang dilarang dalam penerbangan. Mereka akan diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia.
Akhirnya, dua jam sebelum para jamaah ini masuk ke Gate Imigrasi Bandara atau saat pukul 03.00 WAS, sepuluh petugas dari Garuda Indonesia mengingatkan kembali jamaah agar meninggalkan barang bawaan berlebih. Setengah jam hingga satu jam setelah peringatan disampaikan, petugas-petugas segera men-sweeping tas-tas milik jamaah haji.