Diasuh oleh Ustaz HM Rizal Fadillah
Assalamulaikum wr wb.
Ustaz, apakah haji mabrur itu? Bagaimana cara meraihnya?
Pipin - Jakarta
Waalaikumussalam wr wb.
Hadis Nabi, “Hajjul mabruuru laisa lahu jazaa-un illal jannah” (Haji yang mabrur tiada balasannya selain Surga). Lalu, ada pula “Nabi SAW ditanya, ‘Amal apa saja yang paling utama?’ Beliau berkata, ‘Iman kepada Allah dan Rosul-Nya.’ Dikatakan, ‘Kemudian apa?’ Nabi berkata, ‘Jihad di jalan Allah.’ Dikatakan lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi berkata, ‘Haji yang mabrur!” (Muttafaq ‘Alaihi).
Haji mabrur adalah haji yang baik, haji yang berhasil, haji yang sesuai dengan tujuan apa seseorang diperintahkan untuk berhaji. Haji yang mengembalikan hamba kepada kesucian. “Barang siapa berhaji karena Allah tidak rafats dan tidak fusuq maka ia kembali suci dari dosa seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibunya.” (HR Bukhari-Muslim). Beriman, patuh kepada perintah Allah, serta berakhlak yang lebih baik dibanding sebelum haji.
Cara meraihnya antara lain:
Pertama, bertekad kuat untuk mendapatkan predikat mabrur. Tekad ini dibarengi dengan keyakinan akan segala kemurahan Allah SWT. Yakin Allah SWT mengampuni kesalahan dan kelemahan, melihat dan memberi pahala pada langkah baik hamba-Nya, serta menolong hamba yang beriman dari kesulitan yang dihadapinya.
Kedua, beribadah dengan sikap “ihsan”, yakni “An ta’budallaha ka annaka taroohu, fain lam taroohu fainnallah yarooka” (beribadah seperti engkau melihat Allah. Dan jika engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat engkau). Hadirkan Allah dalam setiap tempat dan waktu.
Ketiga, berbuat baik sebanyak-banyaknya selama perjalanan ibadah haji. Bersifat pemberi, mudah menolong, serta mengalah demi kepentingan orang lain yang lebih membutuhkan.
Keempat, sabar dan banyak bersyukur. Banyak hal yang tak enak atau tak terduga yang mesti disikapi dengan shabar. Selain itu, anugerah Allah yang selalu datang selama beribadah haji patut untuk disyukuri.
Kelima, seluruh rangkaian ibadah dijalankan sesuai dengan ilmu manasik yang dituntunkan Rasulullah SAW. Jangan banyak mengada-ada atau semata ikut-ikutan. Ibadah dibarengi dengan penghayatan atas hikmah-hikmah yang dikandung di dalamnya.