Senin 13 Oct 2014 20:42 WIB

Penundaan Pemulangan Jamaah Haji Hingga 19 Oktober (2)

Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.
Foto: Antara/Ampelsa
Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Untuk kloter 1-4, jelas Luthfi, penundaan kepulangan (delay) bervariasi, ada yang 24 jam, 17 jam, 10 jam dan terakhir tidak sampai enam jam.

Kloter 1 yang seharusnya terbang Kamis 9 Oktober, baru diberangkatkan Jumat 10 Oktober. Sedangkan, Kloter 2 yang seharusnya terbang ke Tanah Air Jumat malam, baru diberangkatkan Sabtu, 11 Oktober 2014.

Begitu pula dengan Kloter 3 yang seharusnya berangkat Sabtu (11/10), ungkap Luthfi, baru diterbangkan ke Indonesia Ahad, 12 Oktober 2014.

Sesuai aturan internasional, cockpit crew tidak bisa mengoperasikan pesawat karena menyangkut keamanan. "Dalam kondisi seperti itu, Garuda tidak akan main-main. Garuda tidak akan memberangkatkan jamaah walau harus ditunda lebih dari 24 jam. Kita tidak akan main-main untuk safety," tegas M Luthfi.

Ia meyakinkan kepulangan rombongan jamaah haji asal Embarkasi JKG, baru normal lagi saat kepulangan Kloter 5. Penundaan ini juga berimbas pada Garuda Indonesia, karena harus menanggung kerugian yang tidak sedikit.

"Kalau penundaan sampai 24 jam, Garuda mengeluarkan biaya tambahan, rugi besar. Tetapi apapun kerugiannya, kalau untuk keselamatan penerbangan, harus kita tanggung," paparnya menegaskan.

Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia ini terpaksa menginapkan ratusan jamaah haji Kloter 1 dan Kloter 2 Embarkasi JKG di Hotel Norcom, Jeddah, termasuk membiayai konsumsi. Sebab, sebagian besar jamaah haji kehabisan uang riyal.

Ia menjelaskan, akibat penundaan (delay) atau keterlambatan penerbangan tersebut, membuat proses boarding gate memakan waktu lama, karena masing-masing maskapai penerbangan saling berebut untuk mendapatkan pelayanan pertama menerbangkan calon penumpangnya masing-masing.

Bahkan, kata dia, muncul istilah siapa cepat dia dapat. Dalam pengalaman yang ditangani Garuda Indonesia, seringkali jamaah haji Indonesia baru masuk ke area boarding gate, tiba-tiba disalip jamaah haji dari dari negara lain. Kasus ini dialami jamaah haji kelompok penerbangan (Kloter) 6 Embarkasi Solo.

Dalam evaluasinya, tutur Luthfie, hal itu terjadi karena kedatangan rombongan jamaah haji ke Bandara Jeddah tidak tepat waktu. Atau, sudah tiba di plaza atau ruang transit bandara, namun terlalu lama dalam proses pemeriksaan barang-barang kelebihan jamaah di tas tenteng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement