REPUBLIKA.CO.ID. Oleh: Zaky Al Hamzah
Lamanya pemeriksaan, menurut Luthfi, karena jamaah dinilai kurang kooperatif dengan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Jeddah.
Menurutnya, jamaah haji Indonesia semestinya bisa on time. Tapi baru masuk boarding gate sudah didahului jamaah haji lain, seperti dari Nigeria.
Saat sudah mau masuk lagi, malah kedahuluan jamaah haji negara lain, sehingga penerbangan terpaksa delay dua jam di bandara.
"Kita lebih baik mengalah sedikit tapi penumpang aman. Meski kita bisa memaksa jamaah masuk ke boarding gate, tetapi kan bermasalah karena sebagian besar jamaah haji per satu rombongan adalah orang tua lanjut usia dan berisiko tinggi (risti)," jelas Lutfie.
Sebelumnya, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi menegur maskapai Garuda Indonesia yang menunda penerbangan tiga kloter dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) hingga 19 jam.
PPIH Daerah Kerja Jeddah memanggil pihak Garuda, Jumat (10/10) malam WAS untuk mengevaluasi masalah ini.
"Kami sudah minta penjelasan dari direktur Garuda yang membidangi haji dan general manajer Garuda di sini. Malam (Jumat malam) ini, kami akan evaluasi dengan mereka," kata Ketua PPIH Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Ahmad Abdullah Yunus.
Ahmad Abdullah menjelaskan alasan pertama yang disampaikan Garuda terkait bagasi handling yang sangat padat. Sebab negara-negara yang memberangkatkan jamaahnya ke Tanah Suci juga memulangkan mereka saat bersamaan.
Kondisi ini membuat proses imigrasi di bandara menjadi lebih lama dan memaksa jadwal penerbangan untuk menunggu, sehingga limit waktu yang diberikan pilot habis, dan itu tidak bisa diperpanjang. "Waktunya sudah tidak bisa ditambah lagi," kata Abdullah.
Alasan kedua, terjadi perubahan pada slot time. Namun di sisi lain, pihak Garuda sudah mengakui kelalaiannya terkait proses pemulangan jamaah haji Indonesia ini.
Maka itu, seluruh risiko ditanggung maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, termasuk menyediakan hotel transit untuk jamaah haji kloter 1 dan kloter 2 JKG.
Maskapai penerbangan ini, kata dia, juga menanggung seluruh konsumsi jamaah haji, di luar tanggung jawab PPIH.
"Kami minta pihak Garuda segera menginformasikan masalah seperti ini lebih awal, sehingga kami bisa lebih preventif untuk menghubungi pihak (PPIH Daker) Makkah agar tidak segera mendorong jamaah ke Jeddah," kata dia.