Selasa 14 Oct 2014 07:50 WIB

120 Kloter Positif Tinggal di Area Markaziah (3-habis)

Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Tommy Tamtomo/ca
Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

"Jadi mereka bawa dokumen, isinya misal kloter sekian dari Embarkasi A akan ditempatkan di hotel apa. Dari tanggal sekian sampai sekian, kalau waktunya pas (penempatan) selama delapan-sembilan hari, (maka) oke, kita tanda tangan (setujui)," terang Nasrullah.

Hingga Senin (13/10) siang, dari 185 dokumen Bayan Tafwiz (surat keterangan penempatan), PPIH Daker Madinah baru menerima 120 Bayan Tafwiz pascapelaksanaan Wukuf atau Puncak Haji, Jumat (3/10) lalu. Artinya, masih terdapat 65 Bayan Tafwiz atau kloter lagi yang masih menunggu kepastian dari para Majmuah.

Pekan sebelumnya, Menag Lukman Hakim Saifuddin dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Abdul Djamil, dan Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Ahmad Jauhari Chariri berupaya melakukan perbaikan akomodasi bagi jamaah haji gelombang kedua selama berada di Madinah.

"Mudah-mudahan tidak seperti 20 persen jamaah haji gelombang pertama yang ditempatkan di hotel di luar Markaziah. Insya Allah, seluruh jamaah haji gelombang dua akan ditempatkan di area Markaziah," kata Ahmad Jauhari Chariri kepada Media Center Haji (MCH).

Ahmad Jauhari menjelaskan, penempatan jamaah haji gelombang kedua di dalam area Markaziah menjadi sangat penting karena mayoritas jamaah haji Indonesia masuk kategori risiko tinggi (risti).

Tentu saja, jamaah haji yang sudah tua dan sakit-sakitan akan sulit menunaikan shalat Arbain di Masjid Nabawi jika pemondokan mereka jauh. "Sebanyak 90 ribu atau lebih dari 60 persen dari total jamaah haji Indonesia masuk kategori risti," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement