REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Debarkasi Jakarta-Bekasi mencatat sebanyak 16 jamaah haji asal Jawa Barat dikabarkan meninggal dunia di Tanah Suci.
"Dari informasi yang kita terima dari Makkah, jamaah haji asal Jabar terdapat 16 orang yang meninggal dunia," kata Sekretaris PPIH Jabar Azam Mustajam, Selasa (14/10).
Namun, pihaknya belum dapat mengonfirmasi daerah asal para haji yang meninggal dunia tersebut karena masih dalam proses pendataan.
Dia mengatakan, jamaah haji yang meninggal rata-rata disebabkan karena faktor usia serta beragam penyakit yang diderita. "Untuk jamaah yang sakit dan meninggal, memang kita secara data belum tahu," katanya.
Panitia akan mengembalikan uang ongkos naik haji (ONH) kepada pihak keluarga almarhum.
Namun demikian, pihaknya memastikan, jamaah haji yang meninggal tahun ini berkurang dibanding penyelenggaraan serupa pada 2013 lalu.
"Kita pastikan jumlah itu menurun dibanding tahun lalu yang jumlahnya mencapai 35 jemaah yang meninggal," kata Azam.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji Dembarkasi Jakarta-Bekasi, Ananto Prasetya Hadiondisi, merilis kondisi kesehatan sebanyak 1.900 jamaah haji asal Jawa Barat terkategori risiko tinggi (risti).
Dinas Kesehatan Jabar telah mendatangi daerah masing-masing dalam rangka program pendampingan pengisian buku kesehatan haji sebelum mereka diberangkatkan ke Tanah suci.
"Hal itu kita lakukan agar komunikasi terkait kesehatan haji bisa terbangun lebih awal," kata Ananto.
Ada tiga kategori calhaj yang dianggap berisiko tinggi, di antaranya pasien penderita penyakit menular yang belum terobati, pasien yang memiliki kandungan janin serta penyakit yang membahayakan penerbangan.