REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Total jamaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi mencapai 204 orang, yang terdiri dari jamaah haji reguler 192 orang dan jamaah haji khusus (dulu ONH plus) 12 orang.
Data Sistem Komputersisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Kamis (16/10), pukul 15.34 WIB, mencatat jamaah haji yang paling banyak meninggal berasal dari Debarkasi Surabaya yakni 39 orang atau 19,12 persen, lalu Debarkasi Solo 37 orang atau 18,14 persen dan Debarkasi Bekasi 35 orang atau 17,16 persen.
Jumlah jamaah haji yang meninggal melonjak terutama setelah pelaksanaan ibadah haji atau setelah Armina (wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah dan bermalam di Mina). Proses ini memang memerlukan fisik yang prima.
Sebelum pelaksanaan Armina, atau sejak 1 September hingga 2 Oktober hingga siang hari, total anggota jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia adalah 77 orang yang terdiri dari 70 orang dari anggota jamaah reguler dan tujuh orang dari anggota jamaah haji khusus.
Selanjutnya, pada Sabtu (4/10) hingga pukul 19.13 WIB, atau satu hari setelah wukuf, jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia bertambah menjadi 96 orang.
Pemulangan terakhir jamaah haji ke Tanah Air pada musim haji 2014 adalah 6 November 2014. Sementara itu, jumlah jamaah haji yang wafat pada musim haji 2013 (1434 H) yakni 281 orang pada 2013 dan 425 orang pada tahun 2012.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pada tahun ini banyak jamaah yang sudah lanjut usia dan termasuk dalam risiko tinggi. Hal itu tidak terlepas dari kebijakan kementerian untuk memberikan prioritas sisa kuota haji kepada jamaah yang lanjut usia.