Sabtu 18 Oct 2014 22:27 WIB

KPHI Sarankan Madinatul Hujjaj Difungsikan Kembali

Salah satu pemondokan haji di Arab Saudi.
Foto: Republika/Heri Ruslan/ca
Salah satu pemondokan haji di Arab Saudi.

Oleh: Zaky Al Hamzah, Madinah, Arab Saudi 

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Komisi Pengawasan Haji Indonesia (KPHI) menyarankan penggunaan kembali bangunan Madinatul Hujjaj (asrama transit) di Jeddah, Arab Saudi. Tujuannya, bangunan tersebut sangat representatif dalam pelayanan jamaah haji Indonesia di Tanah Suci. 

"Karena bangunan ini (Madinatul Hujjaj) terintegrasi (terpadu). Ada pemondokan, balai pengobatan (Balai Pengobatan Haji Indonesia/BPHI), ruang kargo maskapai, bisa untuk administrasi dan sebagainya," ujar  Ketua KPHI Slamet Effendy Yusuf bersama rombongan saat melakukan sidak ke ruangan sektor dan kantor Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Jeddah di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. 

Saat rombongan KPHI meninjau, mereka didampingi Wakil Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Arsyad Hidayat dan Kepala PPIH Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Ahmad Abdullah Yunus.   Disamping urusan di atas, keberadaan Madinatul Hujjaj dinilai efisien dalam hal waktu bila jadwal penerbangan maskapai penerbangan terjadi keterlambatan.

Sehingga, kata Kiai Slamet, jamaah tak dibuat bingung kalau harus bolak-balik dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, ke Madinatul Hujajj. Jamaah bisa istirahat di gedung ini bila masih ada informasi yang tertunda.Meski dinilai representatif dalam pelayanan jamaah haji, namun Kiai Slamet menyadari jika kondisi bangunan ini sudah tidak layak, karena berusia tua dan kontruksi bangunan sudah rapuh. 

Informasi dari PPIH Indonesia di Arab Saudi, Kementerian Agama (Kemenag) RI menghentikan pengoperasian Madinatul Hujjaj sebagai tempat transit jamaah haji Indonesia sejak tahun 2005 atau era Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni.Pendek kata, sembilan tahun terakhir atau sejak 2005, Madinatul Hujjaj sudah tidak digunakan. Pertimbangannya faktor kontruksi bangunan yang mulai rapuh dan rawan ambrol jika dipaksakan ditempati jamaah haji Indonesia. 

Saat ini, bangunan tersebut hanya dimanfaatkan untuk operasional BPHI (merawat dan mengobati jamaah haji yang sakit), penempatan sejumlah kendaraan operasional haji dan bagasi barang (kargo) oleh Maskapai Penerbangan Garuda serta pemeriksaan koper jamaah untuk memastikan apakah berisi air zam-zam atau tidak. Selama sembilan tahun terakhir, PPIH Daker Jeddah menyewa beberapa hotel untuk transit jamaah haji Indonesia yang tiba dari Madinah dan hendak pulang ke Indonesia melalui Bandara Jeddah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement