REPUBLIKA.CO.ID, BATAM – Lima orang haji dari Provinsi Riau hingga saat ini masih dalam perawatan intensif Rumah Sakit di Arab Saudi dan belum bisa pulang ke Tanah Air, meski teman-teman sesama Kelompok Terbangnya sudah tiba di Indonesia.
"Ada lima orang haji dari Debarkasi Batam yang masih tertahan di Arab Saudi karena dirawat di rumah sakit. Dan semuanya adalah haji dari Provinsi Riau," kata Wakil Sekretaris Panitia Pelaksana Ibadah Haji Debarkasi Batam, Windarto, Selasa (21/10).
Lima orang yang masih dirawat itu adalah Muhayat Muh Yahya yang tergabung dalam Kloter 6 asal Kota Pekanbaru, Jahari Ahmad Talihideh, Kloter 7 asal Kabupaten Siak, Suwondo bin Juail, Kloter 8 asal Kabupaten Bengkalis, Muhammad bin Abdul Samad, Kloter 10 asal Kabupaten Kepulauan Meranti dan Saharudin bin Usman Saih, Kloter 10 asal Rokan Hilir.
Windarto mengatakan kelima haji itu menderita penyakit yang berbeda. Seluruh perawatan kelima haji itu di Rumah Sakit ditanggung pemerintah. "Kepulangannya menunggu kondisi kesehatan yang bersangkutan memungkinkan."
Dan jika hingga pemulangan kloter terakhir masih ada yang perlu perawatan lebih lanjut, maka pasien tidak akan dipaksakan pulang, melainkan tetap akan dirawat di RS AS hingga kondisinya membaik. "Kepulangannya tetap ditanggung, meski sudah tidak ada kloter," kata Windarto.
Selain lima orang haji yang sakit, seorang pendamping haji yang sakit, Harti Sinawarti Muhayat juga yang tergabung dalam Kloter 6 juga memutuskan tetap tinggal di Arab Saudi, menunggui kerabatnya yang dirawat di RS.
Menurut Windarto, biaya akomodasi pendamping yang sakit tidak ditanggung pemerintah. "Pendamping yang sakit tidak bisa tinggal di pemondokan. Makanya tidak dianjurkan. Apalagi, pendamping tidak bisa sewaktu-waktu menemui pasien, ada waktunya khusus. Tidak seperti di Indonesia," kata dia.