Jumat 31 Oct 2014 20:02 WIB

Serba-Serbi Kota Thaif (3-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Satu sudut Kota Thaif, Arab Saudi.
Foto: Al-utsmaniyah-tours.com/ca
Satu sudut Kota Thaif, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah darah berhenti mengalir dan tenaga kembali pulih, Nabi SAW menengadah sambil mengangkat kedua tangannya ke atas dan berdoa:

“Ya Allah, hanya Engkau tempatku mengadukan kelemahanku. Ya Allah, Engkau Maha Penyayang, Engkaulah yang melindungi orang yang lemah dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapa Engkau serahkan aku. Apakah kepada orang jauh yang membenciku atau kepada musuh yang akan menaklukkanku. Biarlah ya Allah, asal Engkau tidak memarahiku, aku tidak peduli.”

“Kemurahan dan rahmat-Mu lebih melapangkanku. Aku berlindung kepada cahaya wajah-Mu yang menyinari kegelapan, yang memperbaiki dunia dan akhirat. Kiranya Engkau tidak memarahiku, aku hanya mengikuti keridhaan-Mu sampai Engkau meridhai. Tidak ada daya dan upaya bagiku selain dari kemurahan-Mu.”

Doa tersebut dimunajatkan Nabi dengan penuh kekhusyukan dan kepasrahan. Uthbah dan Saybah yang sejak semula mengintip peristiwa yang dialami Nabi, atas izin Allah, rupanya tersentuh hatinya. Keduanya menyuruh seorang remaja bernama Addas untuk mengambilkan makanan dan mengantarnya kepada Nabi.

Dengan penuh rasa syukur, Nabi menerimanya. Beliau membaca “Bissmillah” dan menyantapnya dengan lahap. Mendengar bacaan Nabi tersebut, Addas bertanya, “Perkataan tadi tidak pernah disebut di negeri ini.”

Lalu Nabi bertanya, “Engkau dari mana dan apa agamamu?”

Addas menjawab, “Saya berasal dari negeri Ninawa dan beragama Nasrani.”

Nabi menerangkan, “Dari negerimu itu ada orang saleh bernama Yunus bin Matta. Dia adalah Nabi dan saya juga Nabi.”

Dengan perlahan Addas mendekati Nabi dan langsung mencium tubuhnya. Utbah dan Syaibah yang mengawasi di luar pagar merasa heran menyaksikan kejadian itu, namun mereka sedikitpun tidak tertarik untuk masuk agama Muhammad SAW. Bahkan, mereka menasihati Addas agar tidak terpengaruh dengan dakwah Rasulullah.

Cuplikan sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW ketika mengemban amanah dakwah Islam yang terjadi di daerah Thaif tersebut membuat kota ini mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Para peziarah banyak yang berminat untuk mengunjungi daerah ini guna mengambil pelajaran berharga dari sejarah perjuangan Rasulullah. Akan tetapi, para jamaah haji dan umrah biasanya kesulitan untuk berkunjung ke Thaif karena adanya kendala administrasi dan perizinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement