Selasa 04 Nov 2014 11:40 WIB

Calon Jamaah Haji Dapat 15 Kali Bimbingan

Manasik Haji
Foto: Antara
Manasik Haji

Oleh: Zaky Al Hamzah, Jeddah, Arab Saudi

 

REPUBLIKA.CO.ID, 2015,  JEDDAH -- Jamaah haji Indonesia pada musim depan akan mendapatkan bimbingan haji sebanyak 15 kali. Salah satu materi yang akan diberikan adalah masalah materi tentang istitha'ah (kemampuan) kesehatan jamaah haji. Hal ini untuk menghindari kondisi kritis jamaah yang sakit parah selama berhaji dan mengurangi angka kematian jamaah haji karena keteledoran mengawasi jamaah haji yang risti (risiko tinggi).

Demikian salah satu poin hasil rapat lanjutan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2014 di Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI, Jeddah, Arab Saudi, Senin (3/11/) siang waktu arab saudi (WAS). Rapat lanjutan tersebut dipimpin Koordinator Harian Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, Dharmakirty Syailendra Putra yang juga Konjen RI di Jeddah.

Hadir dalam pertemuan itu Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Achmad Jauhari Chariri, Wakil Ketua PPIH Arsyad Hidayat, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes yang juga Kepala Bidang Kesehatan Haji PPIH Indonesia di Arab Saudi, dr Fidiansjah, Kepala Bidang Perlindungan PPIH Achmad Riad Syafrudin, Kepala PPIH Daker Makkah Endang Sumali, Kepala PPIH Daker Madinah Nasrullah Djasam, Kepala PPIH Daker Jeddah Ahmad Abdullah Yunus, serta pejabat terkait.

Saat ini bimbingan manasik haji hanya diberikan sebanyak 10 kali, rinciannya sebanyak tujuh kali manasik digelar di KUA kecamatan dan tiga kali di tingkat kabupaten/kota. Nantinya, proses bimbingan akan diperbanyak menjadi 15 kali, yakni 10 kali dilaksanakan di KUA kecamatan dan lima kali di tingkat kabupaten/kota dengan tambahan-tambahan materi selain terkait aspek peribadatan. Serta materi manasik berupa kemampuan jamaah menjaga kesehatan atau survive membawa diri ketika berada di Tanah Suci. Selain itu, juga akan dilakukan standarisasi pembimbing ibadah dan fasilitator/narasumber yang akan dilibatkan dalam proses manasik haji.

Dharmakirty menjelaskan, selain soal istitha'ah (kemampuan) kesehatan jamaah haji, materi lain dalam rapat lanjutan tersebut adalah soal pemondokan, katering dan transportasi. Sejumlah masalah tersebut masih jadi catatan yang timbul selama pelaksanaan haji 1435 Hijriyah/2014. Hasil evaluasi lanjutan tersebut merupakan dasar laporan kepada Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk meningkatkan dan menguatkan perlindungan terhadap jamaah haji pada musim haji tahun depan. 

Sementara itu, dari sisi kesehatan, jumlah jamaah haji yang wafat sudah tercatat 291 orang per Senin (3/11). Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan jumlah jamaah yang wafat pada tahun 2013, yang tercatat 266 orang. Salah satu faktor pemicunya, kata dia, karena tahun ini pemerintah memberikan kuota tambahan terhadap daftar jamaah haji dengan risiko tinggi (risti).

Kuota tambahan jamaah risti itu sebagai kebijakan pemerintah setelah masih ada sisa kuota. Sisa kuota masih ada meski Kemenag sudah memberikan tiga-empat jadwal pelunasan pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Reguler 2014. "Karena itu, perlu dikaji ulang soal kemampuan (kesehatan) calon jamaah. Tak hanya kemampuan materi, tapi kemampan fisik dan kesehatan. Nantinya harus (didiskusikan) duduk bersama, kita kaji bersama, mengenai kemungkinan kebijakan soal istitha'ah (kemampuan) kesehatan jamaah haji," ujar dia.

Sedangkan catatan mengenai transportasi, ujar dia, dibahas mengenai peningkatkan jumlah petugas. Dalam laporan dari tiga Pimpinan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di tiga Daerah Kerja (Daker), didapat informasi kebutuhan tambahan petugas. Hal itu tercermin dari laporan ketika PPIH Daker Makkah membutuhkan tambahan petugas transportasi tatkala jumlah pemondokan/hotel relatif banyak dan berjauhan antar satu pemondokan dengan pemondokan lain.

"Sedangkan jumlah petugas belum ideal. Akibatnya, ada petugas dari Daker lain di-BKO-kan ke Daker Makkah saat beban tugas di Daker lain tersebut sudah berkurang," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement