REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay menilai ledakan bom bunuh diri di Arab Saudi akan mengganggu jamaah umrah asal Indonesia dengan perasaan khawatir sehingga tidak khusyuk dalam beribadah.
"Meskipun kejadian bom itu berada di wilayah selatan, tetapi tetap saja menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan," kata Saleh Partaonan Daulay dihubungi di Jakarta, Sabtu Malam.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mendesak Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama untuk mengeluarkan pernyataan terkait status keamanan di Saudi untuk menjadi referensi bagi para calon jamaah umrah yang akan berangkat ke Saudi.
Bila betul-betul tidak aman, Saleh berpendapat pemerintah dapat mengeluarkan peringatan perjalanan atau "travel warning" agar para calon jamaah umroh dapat menunda keberangkatannya ke tanah suci. "Ini sangat penting. Apalagi, sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan. Biasanya, orang Indonesia paling banyak berumroh pada bulan Ramadhan," tuturnya.
Saleh juga meminta jamaah umroh asal Indonesia yang saat ini masih berada di Arab Saudi untuk meningkatkan kewaspadaannya. Dia menyarankan jamaah umroh agar tidak terlalu banyak bepergian jauh dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk sementara waktu.
"Kalaupun terpaksa pergi untuk ziarah di luar tanah suci, harus dipastikan bahwa daerah yang menjadi tujuan benar-benar aman," ujarnya.
Selain itu, Saleh mendesak pemerintah Indonesia untuk segera meminta penjelasan kepada pemerintah Arab Saudi mengenai situasi keamanan pascaledakan bom. "Jamaah umroh kita yang ke sana tujuannya hanya ibadah. Tidak memiliki agenda lain, apalagi politik. Karena itu, keamanan mereka harus menjadi prioritas," katanya.
Apalagi, Indonesia adalah negara yang paling banyak mengirim jamaah umrah di dunia. Pemerintah Saudi harus bisa memastikan dan menjamin keamanan jamaah umroh Indonesia yang sedang dan akan beribadah.