Selasa 09 Jun 2015 17:43 WIB

Kemenkes Upayakan Semua Calhaj Berangkat

Rep: c30/ Red: Damanhuri Zuhri
Calon jamaah haji siap diberangkatkan menuju Tanah Suci Makkah.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi/ca
Calon jamaah haji siap diberangkatkan menuju Tanah Suci Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan Fidiansyah akan membantu semaksimal mungkin kebutuhan para calon jamaah haji terkait kesehatan mereka, syaratnya adalah jujur.

Kesungguhan dari para jamaah haji untuk berangkat ke Tanah Suci, serta niat mereka yang tulus tentu saja menggugah Ferdiansyah untuk melakukan pelayanan yang maksimal.

Menurut Fidiansyah, jika sudah dilakukan pelayanan kesehatan untuk calhaj selama di Tanah Suci namun kemudian hingga menjelang keberangkatan ini masih juga belum tuntas, atau dikhawatirkan calhaj ini kenapa-napa setibanya di Tanah Suci, maka ada dua kemungkinan yang diterapkan Kemenkes.

“Bila hendak berangkat di embarkasi ditemukan masih ada yang sakit, akan kami lakukan dua tindakan. Pertama, aturan penerbangan dan mengetahui jenis penyakitnya,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Fidiansyah, Selasa (9/6).

Fidiansyah menjelaskan, yang dimaksud dengan aturan penerbangan adalah kesanggupan calon jamaah haji yang sakit selama melakukan perjalanan di atas ketinggian tertentu.

Maka kemudian akan dilakukan pengecekan mereka sanggup tidak berada dalam waktu yang lama di ketinggian yang  mungkin dapat mengganggu pernafasan mereka, terganggu jantungnya, terganggu fungsi-fungsi vitalnya.

Maka untuk mengetahui itu perlu diukur daya nafasnya, daya oksigennya atau disebut daya fraksi oksigen. “Jika satu fraksi okesigen ini tidak dipenuhi, maka harus dirawat di rumah sakit dulu, disiapkan sampai nanti dia sudah bisa diberangkatkan. Jadi terpaksa memang dia harus pindah kloter,” ujar Fidiansyah.

Cara yang kedua adalah mengetahui jenis penyakit calhaj. Menurut Fidiansyah, apabila penyakit pasien calhaj berupa infeksi  yang sudah jelas aturan internasionalnya, maka sudah barang tentu jamaah ditahan keberangkatannya sampai sembuh.

Besar kemungkinan pindah ke kloter lain jika memang sudah sembuh. “Penyakit infeksi ini jenis yang penyakit yang tergolong wabah internasional,” ujar Fidiansyah.

Kepala pusat kesehatan haji kemenkes menjelaskan jika jenis penyakit infeksi ini jelas wabah yang sudah pasti menular, sehingga apabila yang memiliki penyakit infeksi ini berada di tengah kerumunan dia akan bisa menyebabkan penularan pada orang-orang sekitarnya. Jenis penyakit infeksi yang tergolong wabah internasional contohnya cacar air, TBC, Hepatitis, dan sakit kuning.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement