Ahad 14 Jun 2015 17:43 WIB

Kesthuri: Kasus MERS di Korsel tak Berdampak Pada Persiapan Umrah

Rep: c83/ Red: Agung Sasongko
Petugas memeriksa suhu badan para penumpang yang baru tiba dari Busan Korea Selatan, saat mendarat di Bandara Hong Kong, Jumat (5/6), untuk mengantisipasi merebaknya kasus MERS.
Foto: AP/Kin Cheung)
Petugas memeriksa suhu badan para penumpang yang baru tiba dari Busan Korea Selatan, saat mendarat di Bandara Hong Kong, Jumat (5/6), untuk mengantisipasi merebaknya kasus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) menyatakan, penyebaran virus MERS di Korea Selatan tidak berdampak pada persiapan calon jamaah dalam melaksanakan ibadah umrah.

Wakil ketua umum Kesthuri, Artha Hanif mengatakan, masalah MERS bukan hal yang pertama dialami oleh travel. Untuk itu, travel telah memiliki kesiapan dalam menghadapi wabah virus terssbut. Termasuk langkah-langkah pencegahan.

"Secara persepsi masyarakat tidak terlalu khawatir. Jadi mereka yang sudah punya rencana untuk berangkat umrah apalagi sebentar lagi haji. Itu mereka tetap saja akan berangkat," ujar Artha Hanif kepada ROL, Ahad (14/6).

Namun, pihak travel tetap akan melakukan sosialisasi untuk mengingatkan calon jamaah tentang bahaya virus MERS dan pencegahannya. Ditambah lagi, saat ini kondisi cuaca di Arab Saudi sangat panas dan tidak nyaman bagi masyarakat Indonesia. Dalam manasik yang dilakukan sebelum keberangkatan umrah, calon jamaah akan dijelaskan tentang pencegahan yang perlu dilakukan seperti menjaga kebersihan dan banyak minum air putih.

Ia menjelaskan, pihak travel akan meminta calon jamaah untuk mengedepankan kondisi kesehatan. Ini dikarenakan, jika kondisi kesehatan terganggu maka ibadah tidak akan bisa fokus dan khusyuk. Jika calon jamaah merasa kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk berangkat maka mereka dapat meminta perubahan jadwal pemberangkatan kepada pihak travel.

Ia menambahkan, pemerintah dalam hal ini kemeterian agama dan kementerian kesehatan juga perlu menyampaikan kepada masyarakat terkait peringatan dini bahaya MERS. Sehingga proses ssosialisasi tidak hanya dilakukan oleh pihak travel saja tetapi juga oleh pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement