REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kesehatan para calon jamaah haji terus dipantau hingga masuk asrama haji.
“Para calon jamaah ini akan terus dipantau kesehatannya hingga masuk ke dalam asrama haji,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Fidiansjah kepada Republika, Selasa (11/8).
Menurutnya, pembinaan kesehatan calon jamaah haji sudah dilakukan semenjak para calon haji melakukan pemeriksaan di puskesmas. Para petugas puskesmas diberikan arahan melalui dinas kesehatan untuk memberikan pembinaan kesehatan kepada calon jamaah haji.
Selain petugas puskesmas, Kemenkes juga dibantu oleh Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia yang terdiri mantan petugas haji untuk fasilitator dalam memberikan rangkaian tes kepada calon jamaah haji.
Rangkaian tes yang diberikan meliputi tes kebugaran dengan berjalan kaki sejauh 1,6 kilometer. Ada pula senam haji, disini para calon jamaah akan diukur tekanan darah, kadar gula dan pendeteksian penyakit.
Selain itu, para calon jamaah haji juga diberi pelatihan untuk menghadapi kondisi cuaca dan lingkungan di Arab Saudi. Seperti berlatih membiasakan diri minum air dua liter sehari, membiasakan terpapar panas karena di Arab Saudi suhu di atas 40 derajat hingga membiasakan diri memakai masker.
Fidiansjah mengaku, konsep pembinaan kesehatan ini tidak bersifat menghalangi seseorang untuk berhaji. Melainkan, membantu calon jamaah dengan memberikan pedoman agar mereka tidak terjebak oleh hal-hal yang memberatkan dirinya sehingga tidak bisa menjalankan ibadah haji.
Saat penilaian akhir di asrama haji, Fidiansjah menambahkan, jamaah yang kondisi kesehatannya memburuk akan dirujuk terlebih dahulu ke rumah sakit yang sudah ditunjuk untuk dipersiapkan kembali agar bisa terbang.
Fidiansjah mengatakan, tidak tertutup kemungkinan masih ditemukannya kondisi-kondisi kesehatan yang berubah dari status yang sudah dibina menjadi tidak layak terbang.