REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Fidiansyah meminta jamaah haji tetap tenang menghadapi bertambahnya jumlah kasus penyakit MERS CoV di Arab Saudi. Pasalnya kemarin (17/8) pemerintah Arab Saudi melaporkan tambahan 9 kasus baru MERS CoV.
Berdasarkan data Balitbangkes Kemenkes, dalam tiga hari terakhir ada tambahan 14 kasus dan empat kematian akibat MERS CoV. Sebagian besar kasusnya terjadi karena penularan di Rumah sakit di kota Riyadh. Sepanjang bulan Agustus 2015 dilaporkan sudah ada 46 kasus di negara itu. Namun Fidiansyah meminta jamaah haji tidak panik dengan peningkatakan itu.
"Lokasi terjadinya MERS tidak terkait lokasi jamaah haji, itu terjadinya di di Riyadh bukan di di Mekkah, Jeddah atau Madinah. Sehingga tentu bukan jadi hal yang harus dikhawatirkan." ujarnya saat dihubungi ROL, Selasa (18/8).
Apalagi ia menilai selama dua tahun ini tidak pernah terjadi kasus MERS karena penanganan yang baik."Dua tahun sudah ada, tapi Indonesia tetap aman karena belum ada kasus MERS meski jamaah sudah lebih dari satu juta," ujarnya.
Menurutnya, program pembinaan pencegahan MERS yang dilakukan kepada jamaah dan petugas haji sebelum berangkat tergolong efektif."Kita sudah lakukan pembinaan petugas dan jamaah dengan perilaku hidup sehat," ujarnya.
Berbeda jauh dengan Indonesia, Arab memiliki jumlah kasus MERS yang cenderung meningkat. Tercatat, jumlah kasus melewati angka 1.100 hingga sekarang menjadi 1.105 orang, 479 meninggal dunia, 33 dirawat dan 3 di isolasi di rumah serta 590 sembuh.