Kamis 20 Aug 2015 12:58 WIB

Jelang Musim Haji, Isu MERS Selalu Merebak di Arab Saudi

Rep: c 33/ Red: Indah Wulandari
Alat pemindai virus MERS.
Foto: AP
Alat pemindai virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Setiap musim haji tiba, isu penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) merebak.

 Menurut seorang dokter lokal di kota Riyadh, Arab Saudi yang identitasnya menolak diungkapkan, terdapat lebih banyak kasus dibandingkan yang dilaporkan. Sepanjang bulan Agustus 2015 dilaporkan sudah ada 46 kasus di negara itu.

 

Dalam tiga hari terakhir ada tambahan 14 kasus dan empat kematian akibat MERS CoV. Sebagian besar kasusnya terjadi karena penularan di Rumah sakit di Riyadh. Arab memiliki jumlah kasus MERS yang cenderung meningkat.

Tercatat, jumlah kasus melewati angka 1.100 hingga sekarang menjadi 1.105‎ orang, 479 orang meninggal dunia (CFR 43,34%), 33 orang dirawat dan tiga di isolasi di rumah serta 590 pasien sembuh.

 

Namun, direktur eksekutif pencegahan infeksi dari Kementerian Keamanan Nasional Arab Saudi Hanan Al-Balkhi, mengatakan, hanya menteri kesehatan saja yang berhak mengumumkan jumlah kasus yang terjadi.

 Hanan mengakui berdasarkan tes medis baru-baru ini, sejumlah pasien dan tenaga medis di rumah sakit nasional di Riyadh positif mengidap MERS.

"Status gawat darurat sekarang sudah ditingkatkan ke tahap maksimal di rumah sakit itu guna menangani krisis," ujarnya seperti dikutip dari Arab News, Kamis (20/8).

 

Sampai saat ini, tingkat tertinggi status gawat darurat berada di level ketiga."Prosedurnya sekarang  penutupan departemen gawat darurat dan mentransfer pasien yang tidak terjangkit ke rumah sakit lain, "katanya.

 Ia pun mengakui, jumlah pasien yang bisa ditampung di ruang gawat darurat sudah melebihi kuota  dari 145 tempat tidur yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement