REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Paparan sinar matahari terus menerus dan cuaca panas yang sangat tinggi di Arab Saudi dapat menimbulkan masalah kulit bagi jamaah haji.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya Kardiana Purnama Dewi mengatakan, paparan sinar matahari yang terlalu berlebihan sangat berbahaya bagi kulit.
“Efek jangka panjangnya bisa menyebabkan penuaan dini dan merusak sel-sel pada kulit,” ujar Kardiana saat dihubungi Republika, Kamis (20/8).
Untuk menghindari dampak terhadap kulit yang diakibatkan oleh cuaca yag sangat panas, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan para jamaah. Pertama, Kardiana menyarankan agar para jamaah selalu menggunakan tabir surya dengan konsentrasi tinggi saat keluar dari penginapan.
Tabir surya yang dipakai biasanya di atas Sun Protecting Factor (SPF) 50, bahkan untuk keperluan haji saat ini ada yang mencapai SPF 80.
Di luar ruangan, penggunaan tabir surya ini pun dianjurkan berulang kali sekitar 1-2 jam sekali. Lantaran biasanya setelah terkena keringat tabir surya akan cepat hilang.
Sesampainya di rumah, jamaah pun dianjurkan untuk langsung mandi dengan sabun dan dibilas dengan air hangat agar minyak-minyak sisa tabir surya dapat terangkat. Hal ini untuk menghindari debu-debu yang menempel dikulit yang bercampur dengan tabir surya.
Kedua, dengan kondisi cuaca yang sangat panas dan dibarengi dengan aktivitas yang sangat tinggi akan mudah membuat para jamaah berkeringat. Hal ini akan membuat tubuh menjadi lembab terutama di daerah-daerah lipatan seperti ketiak dan selangkangan sehingga rentan infeksi jamur.
Untuk itu, Kardiana mengimbau agar para jamaah senantiasa menjaga kebersihan tubuh dengan sering mandi dan jangan memakai baju yang sama terlalu lama untuk mengurangi resiko terjadinya penumpukan keringat.
Kardiana menyarankan para jamaah untuk memperhatikan jenis pakaian yang dipakai di Tanah Suci. Jamaah harus memilih pakaian yang mudah menyerap keringat seperti katun dan hindari pakaian dengan warna gelap seperti warna hitam.
“Hindari warna gelap, gunakan warna putih untuk menangkal sinar matahari,” ujar Kardiana.
Untuk menghindari penularan infeksi jamur, Kardiana mengimbau agar para jamaah tidak sering bertukar barang dengan orang lain seperti pakaian dan handukkarena bisa menjadi media penularan penyakit kulit.
Demi mengantisipasi terkena infeksi jamur saat di Tanah Suci, Kardiana menyarankan agar para jamaah tidak lupa membawa krim antibiotik. Lantaran kemungkinan terkena infeksi jamur sangat tinggi disana termasuk seringnya melakukan kontak dengan orang lain.