REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melaksanakan rukun Islam kelima merupakan idaman bagi semua umat Muslim di penjuru dunia. Impian melaksanakan ibadah haji akan terus dipupuk meski usia memasuki masa senja.
Begitu pula yang dirasakan oleh Tarwiraji, calon jamaah haji tertua di kelompok penerbangan ketiga embarkasi Jakarta-Pondok Gede. Meski sudah memasuki usia 89 tahun, ia tetap terlihat bersemangat untuk melaksanakan ibadah haji.
Dengan badan yang masih tegap, meski saat berjalan cukup pelan, ia percaya diri bisa melaksanakan semua rukun dan sunnah-sunnah haji di Tanah Suci. Ditemani istri Dasiwen (65), anak Kodir (43) , dan menantu Surtinah (43), Tarwiraji akan berangkat ke Tanah Suci dengan segenggam impian melihat Kabaah.
Mendaftar sejak 2010, pria yang bicaranya sangat pelan dengan logat khas Jawa akhirnya bisa berangkat pada tahun ini. Ia mengaku semua ini berkat bantuan anaknya yang membiayai seluruh biaya haji.
Bapak tua ini merasa bersyukur memiliki anak yang mampu menyempurnakan keinginannya pada masa tua. Nikmat mana lagi yang bisa dia dustakan, hanya rasa syukur yang tidak lepas dari lisan Tawiraji.
"Pengen ambil pengalaman sama ibadah," ujar ayah dari empat orang anak ini di Asrama Haji Pondok Gede sambil duduk di pinggiran tempat tidurnya. Tarwiraji tetap sehat dan kuat untuk bisa menghabiskan masa 40 hari melaksanakan ibadah di Madinah dan Makkah.
Ia akan berangkat bersama 444 orang lainnya menuju Madinah pukul 18:45 dari Bandara Halim dengan sedikit tidak sabar menunggu detik demi detik untuk segera menapakkan kaki di atas tanah yang sudah lama diimpikan. Tarwiraji mengaku, meski umurnya tidak muda lagi, kaki dan badannya tetap bisa diandalkan.
"Kalau malam-malam suka keliling desa jalan kaki, saya hafal tiap jalan di sana," ujarnya sambil menerawang dan tersenyum. Itu merupakan resep alami ia bisa tetap menjaga kesehatan tubuh meski sudah berusia hampir 90 tahun.
Menurut pengakuan anak yang ikut mendampingi Tarwiraji, Kodir mengaku salut dengan semangat ayahnya yang ingin berangkat menunaikan Ibadah haji.
Menurut penuturannya pun, dalam serangkaian tes kesehatan, badan ayahnya masih sehat dan bugar, sehingga tidak ada persiapan khusus seperti obat atau pun makanan.
“Nggak ada persiapan khusus, Cuma saya harus lebih perhatian karena Bapak sudah agak pikun,” ujar anak kedua dari empat bersaudara ini yang akan berkesempatan menikmati beribadah di Tanah Suci bersama istri dan kedua orangtuanya.
Ia yakin bapaknya akan bisa melaksanakan ibadah-ibadah haji tanpa ada hambatan. Pemeriksaan kesehatan pun telah mengiyakan keyakinan tersebut. Tidak ada alasan untuk Kodir meragukan semangat yang ditunjukan oleh bapaknya, terutama ini merupakan keinginan dari dulu.