REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji asal Malaysia tidak mengalami kendala keterlambatan penerbitan visa seperti yang dialami jamaah haji Indonesia.
Jamaah haji Malaysia yang kini sudah berada di Kota Madinah, Arab Saudi, menyatakan tidak ada jamaah yang tertinggal atau tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci.
“Tidak. Tidak ada. Kami lancar-lancar saja tiba di sini. Tak ada berita jamaah yang gagal berangkat,” kata Abdul Wahab (57 tahun), jamaah haji asal Perak, Malaysia, saat ditemui Republika di Masjid Nabawi Madinah, Ahad (23/8).
Menurut Wahab, semua persiapan dan administrasi haji sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum waktu keberangkatan jamaah ke Arab Saudi. Pada saat keberangkatan, jamaah sudah memegang seluruh dokumen yang diperlukan untuk keperluan masuk ke Tanah Suci.
Ahmad Mahir, jamaah Malaysia lainnya yang ditemui Republika juga mengungkapkan hal yang sama. Mahir yang tahun ini berangkat haji bersama istrinya mengatakan, tidak ada kendala yang menghalangi keberangkatan mereka ke Madinah. Dia mengaku tidak mengetahui masalah tertundanya keberangkatan sejumlah jamaah haji Indonesia lantaran masalah visa.
“Saya jarang melihat-lihat informasi seperti itu. Kami ke sini tidak ada masalah sedikit pun. Semua bisa berangkat, tidak ada yang batal,” kata Mahir.
Kepala Daerah Kerja Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Nasrullah Jasam menyatakan, masalah visa yang mengakibatkan berubahnya manifesto penumpang dalam kelompok terbang (kloter), tidak memengaruhi kesiapan pemondokan jamaah haji selama di Madinah.
Nasrullah memastikan, seluruh pemondokan di Kota Nabi telah siap dan sudah dibagi sesuai dengan jamaah yang tiba setiap harinya.
“Pemondokan sudah disiapkan sesuai kuota, masalah visa di Tanah Air tidak berdampak ke Tanah Suci,” kata Nasrullah menerangkan.
Di Madinah, ada 103 hotel sekelas bintang tiga dan bintang empat yang telah disewa Pemerintah Indonesia. Semua hotel berada di sekitar Masjid Nabawi dengan jarak terjauh hanya 650 meter.