REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pada Ahad kemarin, Republika berkesempatan menjajal bus Shalawat ketika petugas PPIH dari seksi transportasi melakukan orientasi pengenalan rute, halte, dan terminal yang akan dilintasi bus shalawat. Tiga bus Saptco warna merah melaju dari Kantor Daker Makkah sekitar pukul 10.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Dari luar, penampakan bus saptco ini tampak masih baru, tidak terlihat cat yang mengelupas atau bagian yang penyok, warna merah bus juga terlihat mengilat. Ada tiga pintu yang dioperasikan secara elektronik untuk keluar-masuk jamaah.
Di dalam bus, ada 45 kursi yang tersedia di dalam bus untuk para jemaah. Kursi berwarna biru itu terasa empuk ketika diduduki. Tersedia juga pegangan tangan bagi penumpang yang berdiri. Bus ini dapat menampung hingga 70 penumpang dalam satu kali perjalanan.
Bus juga dilengkapi pendingin udara. Sapuan udara dari pendingin udara membuat jamaah tidak harus mengelap peluh selama perjalanan ke Masjidil Haram. Jamaah pun dapat mengumandangan talbiyah dengan khusyuk.
Bus berhenti di Halte 1 rute Aziziah Janubiah-Mahbas Jin yang terletak di depan Diafah Hotel. Halte ini untuk 3.107 jamaah yang tinggal di Grand Al-Aseel Hotel. Pemondokan itu berada di belakang Diafah Hotel.
Tidak ada bangunan khusus untuk pemberhentian bus di depan Diafah Hotel. Sebagai penunjuk halte, jamaah akan melihat bendera merah putih. “Ada 209 bus shalawat yang akan melayani 11 rute,” kata Subhan kepada Wartawan Republika, Ratna Puspita dari Makkah, Arab Saudi.
Bus Shalawat ditempeli stiker sebagai penanda rute. Sebagai contoh, rute Aziziah Janubiah-Mahbas Jin ditempeli stiker berwarna biru. Tim transportasi Daker Makkah juga telah menyiapkan kartu-kartu untuk dibagikan kepada jamaah ketika tiba di pemondokan Makkah.
Kartu itu memiliki warna sesuai warna stiker yang tertempel di bus shalawat. Jamaah dapat mencocokan kartu dengan stiker di bus agar tidak salah naik bus. Kartu akan dibagikan kepada setiap jamaah bersamaan dengan penyerahan kunci pemondokan dan ditempatkan berdekatan dengan identitas jamaah.
Cara ini juga untuk memudahkan jamaah yang bingung atau keluar dari jalur rutenya. “Jamaah bisa langsung menunjukkan kartu itu ke petugas,” kata Subhan.