Kamis 27 Aug 2015 14:13 WIB

Setelah Insiden Calon Haji 'Palsu', Pengawasan Embarkasi Diperketat

Rep: c 37/ Red: Indah Wulandari
 Paspor Haji (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Paspor Haji (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI --Setelah salah satu calon haji asal Kabupaten Bogor ketahuan memakai identitas palsu, pengawasan di embarkasi Jakarta-Bekasi lebih diperketat.

"Jangan sampai ada jamaah yang dirugikan karena hal ini, tentu mengevaluasi yang pernah terjadi ini kami akan meningkatkan kehati-hatian dan tingkat pengawasan dari semua unsur yang terkait disini dioptimalkan,"tutur Kabid Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Provinsi Jawa Barat Ajam Mustajam di Asrama Haji Bekasi, Kamis (27/8).

Ia menyebutkan bahwa PPIH akan lebih ketat melakukan proses pemeriksaan agar tidak ada lagi calon haji yang melakukan penipuan.

Menurut Ajam, selama tidak ada masalah dalam dokumen seperti kasus ini, semua calon jamaah haji tetap akan diberangkatkan.

"Untuk calon jamaah haji Bogor yang selanjutnya tetap akan kita berangkatkan, asal dokumennya sesuai,"tegasnya.

Ajam menuturkan, terungkapnya kejadian ini merupakan keberhasilan PPIH yang tetap memeriksa dengan teliti meskipun pada waktu dini hari. Ia pun berharap selanjutnya tidak akan terjadi hal semacam ini lagi dengan proses pemeriksaan yang lebih teliti lagi.

Selanjutnya, terkait dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Falah yang mengurus dokumen calhaj tersebut, pihak imigrasi akan memintai keterangan sejauh mana keterlibatan KBIH. Jika terbukti melakukan penipuan, lanjut Ajam, izin KBIH yang bersangkutan akan dicabut.

"KBIH akan dimintai keterangan sejauh mana keterlibatan, kalau ada KBIH yang terlibat, maka akan kami batalkan saja, kami cabut izinnya," tegasnya.

Sementara itu Wakil Sekretaris II PPIH Handiman Romdony menyebutkan bahwa motif si pelaku, Zainal Arifin (42 tahun) mau menggantikan Abdillah Ishak Muhasyim (52 tahun) yang sakit adalah karena orang bersangkutan tidak mendapatkan kuota haji di tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement