Jumat 28 Aug 2015 08:39 WIB

Haji Bukan Milik Orang Kaya

Calon jamaah haji kloter 2 dan 3 Jawa Barat saat kedatangan pemeriksaan dokumen di Asrama Haji, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/8).
Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto/
Calon jamaah haji kloter 2 dan 3 Jawa Barat saat kedatangan pemeriksaan dokumen di Asrama Haji, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bagaimanapun keadaan ekonominya, seorang Muslim tidak boleh pesimistis untuk menunaikan ibadah haji. “Ibadah haji itu bukan milik orang-orang kaya. Ibadah haji merupakan milik orang-orang yang ikhlas kepada Allah, ” kata Ustadz Dadang Kholiyullah.

Ia mengemukakan hal tersebut saat memberikan kajian tafsir Alquran Surah Al-Baqarah (2) ayat 196-202 pada pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al Ikhlas Kampus Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/8). Ayat-ayat tersebut membahas tentang haji dan umrah.

Dadang menambahkan, rezeki itu Allah yang punya. Allahlah yang Maha Memberikan rezeki. Bagi Allah, tidak ada hal yang sulit. “Haji bukan persoalan uang, tapi bagaimana kita menyiapkan diri agar menjadi haji yang mabrur,” tuturnya.

Dadang menyebutkan, banyak sekali orang yang secara finansial belum mampu menunaikan ibadah haji atau umrah,  tapi oleh Allah dibukakan jalan sehingga bisa haji atau umrah. Mereka bisa pergi haji atau umrah tanpa membayar sepeser pun. Hanya sekadar uang bekal perjalanan saja. Bahkan juga uang saku ada yang memberi.

“Ada sekuriti, office boy, sopir, kuli bangunan, tukang gorengan, guru madrasah, pemulung dan lain-lain yang secara hitung-hitungan matematika belum bisa berhaji atau berumrah, tapi tiba-tiba Allah berikan rezeki lewat makhluk-makhluk-Nya, sehingga mereka bisa pergi haji atau umrah,” papar Dadang.

Ia mencontohkan dirinya sendiri. Pertama  kali pergi haji tahun 2000 atau 15 tahun silam, Dadang tidak punya uang untuk pergi haji. Suatu hati, saat masih mondok di Pesantren Darut Tauhid  Bandung, ia menolong seorang ibu yang kesulitan memarkir mobilnya.

Tiba-tiba wanita itu memanggil dia dan menanyakan apakah ia sudah berhaji. “Ah, Ibu bercanda ya? Saya tidak punya uang untuk pergi haji,” kata Dadang kala itu. Namun ia selalu minta kepada Allah agar bisa pergi haji.

Wanita itu mengatakan, ia punya ibu yang sudah tua dan akan pergi haji. Namun tidak ada yang bisa mendampinginya. “Bisakah Ade mau mendampingi ibu saya pergi haji?”

Dadang mengaku saat itu melongo. Namun air matanya meleleh terharu. “Keesokan harinya saya diantar wanitaitu mendaftar haji di Bank BNI Bandung. Saya masih ingat ongkos naik haji saat itu sekitar Rp 17,381 juta. Alhamdulillah, saya bisa pergi haji atas izin Allah,” kata Dadang.

Kini Dadang memiliki perusahaan travel haji dan umrah. Setiap tahun ia berhaji dan berumrah mendampingi jamaah. “Semua ini hanya atas izin Allah. Semua ini rezeki dari Allah,” tutur Dadang Kholiyullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement