REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) Dr Oni Sahroni mengatakan, ada empat kunci menggapai haji mabrur. Pertama, memiliki ‘azam atau niat yang kuat untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Kedua, menghayati makna yang mendasar dalam hidupnya, yakni kembali kepada Allah SWT. “Ketiga, menghayati akan totalitas komitmen kepada Allah,” kata direktur dan peneliti SIBER-C SEBI Depok, Jawa Barat itu kepada Republika di Depok, Selasa (1/9).
Keempat, kata Oni, menghayati makna esensial di balik haji, yakni kemampuan berkorban dan berempati untuk sesama. Hal itu sebagaimana dicontohkan dalam Surah Ash-Shafat tentang kisah penyembelihan Nabi Ibrahim terhadap anaknya, Ismail.
“Apa yang kita bayangkan jika sosok Ismail adalah anak kita, yang selama ini kita mandikan, kita antar sekolah, kemudian ada perintah untuk menyembelih anak kesayangan kita. Tetapi karena tingkat ketsiqahan (kepercayaan) Nabi Ibrahim kepada Allah, maka dia merelakan anaknya untuk menjadi kurban,” tutur Oni.
Menurut doktor fiqih muamalat lulusan Al-Azhar University Kairo, Mesir itu, keempat hal di atas merupakan kunci meraih haji mabrur. “Keempat hal di atas, jika dilakukan dengan penuh ihsan (optimal/sempurna), maka insya Allah, jamaah haji akan mendapatkan haji yang mabrur sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW,” papar Oni Sahroni.