Kamis 03 Sep 2015 18:01 WIB

Jangan Sakiti Jamaah Lain Ketika Cium Hajar Aswad

Hajar Aswad
Foto: Prasetyo Utomo/Antara
Hajar Aswad

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kepadatan areal mataf untuk melakukan tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, semakin meningkat, Selasa (2/9) malam. Jalur untuk mencium Hajar Aswad pun semakin padat dan sulit untuk dilakukan.

Saling sikut dan dorong kerap terjadi ketika banyak jamaah mencoba mencium Hajar Aswad. Guru Besar Ilmu Quran dan Tafsir UIN Sunan Ampel, Surabaya, Profesor Aswadi mengingatkan hukum mencium Hajar Aswad adalah sunnah. Sebagai ganti mencium Hajar Aswad, jamaah dapat melambaikan tangan ke atas lalu menciumnya.

Jika jamaah tetap ingin mencium Hajar Aswad maka Aswadi mengingatkaan jamaah haji asal Indonesia untuk mengutamakan keselamatan ketika mencium Hajar Aswad. “Keselamatan harus diutamakan. Kalau hanya mengandalkan keyakinan saja tidak cukup,” kata dia, seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita.

Jamaah tidak boleh melakukan perbuatan yang menyakiti jamaah lain ketika hendak mencium Hajar Aswad. Juga, jangan ada sedikit pun kejengkelan dalam lubuk hati terdalam lantaran perlakuan orang yang tidak sesuai.

“Kalau ada desakan dan tersenggol, jangan dihadapi dengan kejengkelan. Harus tulus dan jangan menyakiti,” ujar Aswadi.

Awasdi menyatakan perbuatan tidak menyakiti orang lain ini sesuai firman Allah dalam al-Quran Surah Al-Maidah ayat 192. “Berbuat baik karena Allah mencintai perbuatan baik. Kalau Allah mencintai maka akan ada jalan,” kata dia.

Aswadi yang juga anggota Tim Bimbingan Ibadah Daerah Kerja Makkah ini juga menyarankan agar jamaah memilih waktu ketika area mataf lebih lengang. Pukul 00.00 waktu Arab Saudi, area melakukan tawaf lebih lengang dibandingkan waktu lain.

“Lakukan juga dengan berkelompok agar saling menjaga. Prinsipnya tetap tidak menyakiti dan menjaga keselamatan,” ujar dia.

Pada kesempatan itu, Aswadi juga memberi saran agar jamaah tidak lupa jumlah hitungan tawaf dan sa’i. “Gunakan pengalaman yang bisa mengingatkan pada angka tujuh. Bisa pakai karet gelang. Dipindahkan dari kiri ke kanan setiap selesai satu putaran,” kata dia.

Aswadi menggunakan ayat-ayat syifa dan surat Ibrahim ayat 33-41 untuk memastikan sudah menyelesaikan tujuh putaran mengelilingi ka’bah. Ada enam ayat syifa atau penyembuh dalam al-quran, yaitu surat at-Taubat ayat 14, surat Yunus ayat 57, surat an-Nahl ayat 69, surat al-Isra` ayat 82, surat Asy-Syu`ara ayat 80, dan surat Fusshilat ayat 44.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement