REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: EH Ismail dari Tanah Suci
MADINAH -- Sore itu, tim Media Center Haji (MCH) di Madinah meluangkan waktu untuk mengunjungi Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW di Kota Madinah. Jarak Masjid Quba sekitar lima kilometer dari batas luar Kota Madinah di sebelah tenggara.
Masjid yang dibangun 8 Rabiul Awal tahun pertama Hijriyah itu kini menjelma menjadi bangunan nan megah dengan sejumlah kubah dan menara menjulang ke langit.
Tentu bangunan bercat putih yang saat ini dijumpai para peziarah bukanlah Masjid Quba asli yang dibangun Rasulullah SAW. Masjid Quba sudah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Setelah memarkir kendaraan, saya, tim MCH, dan pengemudi kami yang berasal dari Madura, Abdul Cholid, segera masuk ke masjid dan melakukan shalat sunah.
Sesaat sebelum memasuki masjid, saya membaca prasasti bertuliskan Arab yang terpajang di pintu masuk masjid untuk jamaah laki-laki.
Ada empat baris tulisan dengan ukuran huruf yang berbeda. Baris pertama dengan huruf lebih tebal dan lebih besar dari tulisan pada baris kedua dan ketiga berbunyi, Keutamaan shalat di Masjid Quba.
Lalu, baris kedua dan baris ketiga tulisan adalah bunyi hadis yang menegaskan maklumat pada baris pertama. Saya coba mengartikan dua baris hadis itu.
“Rasulullah SAW bersabda, siapa saja yang bersuci (dalam keadaan wudhu) dari rumah, kemudian mendatangi Masjid Quba dan mendirikan shalat di dalamnya, imbalannya adalah setara dengan berumrah.”
Prasasti maklumat yang terbuat dari marmer tersebut kemudian ditutup dengan tulisan yang lebih kecil di sisi sebelah kiri bawah. Isinya adalah keterangan bahwa hadis sahih di atasnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
Masjid Quba terbagi menjadi dua bagian besar yang dipisahkan latar semacam jalan setapak memanjang. Ruang utama masjid digunakan untuk shalat. Di dinding bagian kanan-kiri masjid terdapat rak-rak yang digunakan untuk menyimpan Alquran.