REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Pertanian Arab Saudi mengumumkan 3,3 persen atau sekitar 7.700 dari 233.000 unta di Arab Saudi terinfeksi Middle East Respiratory Syndrome (MERS) coronavirus.
Dilansir dari Arabnews, Dirjen Departemen Kementerian Ternak, Ibrahim Qaseem, menuturkan empat puluh tim survei dan 200 dokter hewan memeriksa 32.000 sampel dari 8.000 hewan, dengan hasil yang menunjukkan sekitar 81,5 persen unta kebal terhadap virus, sedangkan 3,3 persen membawa atau menyebarkannya.
Kementerian Pertanian mengadakan konferensi pers di Riyadh, Senin (8/9), tentang bagaimana berperang dengan mers. Qaseem menilai ada bukti tak terbantahkan unta membawa virus ke manusia.
Qassem melaporkan penelitian telah mengkonfirmasi hubungan antara unta dan virus, tapi kemungkinan itu masih diperdebatkan untuk melanjutkan masalah ini.
Ia menjelaskan kementerian sedang menentukan bagaimana awalnya sebuah virus bisa menginfeksi hewan, termasuk kemungkinan mereka terinfeksi oleh hewan lain.
Qassem menekankan fatwa itu tidak diperlukan untuk membunuh hewan yang terinfeksi virus. Sebab jika hewan terinfeksi, maka hukum negara itu memungkinkan pemerintah untuk menyembelihnya.
"Peraturan termasuk daftar penyakit yang mungkin mengharuskan kita untuk membuang hewan yang terinfeksi untuk melindungi kesehatan manusia atau ternak secara umum," kata Qassem.
Sementara itu, sebanyak 84 Sekolah Dasar di Riyadh melihat ada 20 siswa yang muncul setelah dua siswa dilaporkan melakukan kontak dengan kerabat yang meninggal akibat virus.
Pada hari Selasa, meski tidak ada kasus kematian, Departemen Kesehatan mengumumkan tiga lagi kasus terinfeksi mers. Dari 1.223 kasus mers sendiri sudah merenggut sebanyak 627 jiwa.