REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Selama musim haji, di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi disediakan tukang pijat gratis yang difasilitasi oleh Baznas Jabar.
Salah seorang tukang pijat, Abi Hilman (34 tahun) menuturkan untuk tukang pijat binaan ini, Baznas memberikan mereka subsidi per harinya. Namun, setelah dipijat para jamaah biasanya memberikan infak sebesar Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu.
“Sesudah dipijat ada yang infak 20 ribu, 50 ribu ada yang 100 ribu. Macam-macam, karena kita tidak mentarif. Jadi kalau yang tidak mentarif, apalagi ini disebutkan pijat gratis ya, kalau orang berpikir panjang pijat gratis ini kan nggak mungkin ya. Karena mereka Alhamdulillah punya pengertian,” tutur Abi pada Republika, Rabu (9/9).
Sementara untuk subsidi dari Baznas, Abi enggan menyebutkan jumlahnya. Dalam sehari, kelompok tukang pijat yang terdiri dari Abi Hilman (34 tahun), Ida farida (30 tahun), Arsen (27 tahun) dan Yayat (50 tahun), bisa memberikan jasa pijatnya kepada sekitar 50 orang jamaah haji. Dengan rata-rata per orangnya memijat 10 hingga 15 orang.
Sehari-harinya, selalu ada jamaah laki-laki yang menyewa jasa mereka. Namun, untuk jamaah perempuan, kata Ida, lebih sedikit. “Kalau jamaah yang perempuannya setengahnya, misalnya yang laki-laki 20 yang perempuan 10. Kadang-kadang pernah kosong juga. Kalau laki-laki nggak pernah kosong," tutur Ida.
Menurutnya, pada gelombang pertama pemberangkatan haji, hanya sedikit jamaah perempuan yang menyewa jasa pijat. Bahkan pernah dalam 5 hari hanya ada 10 orang yang minta dipijat.
"Gelombang 1 kemarin sepi, seringnya kosong. Pernah dalam 5 hari cuma 10 orang. Makanya kita nggak banyak-banyak, perempuan cuma 1 dulu. Yang satunya sedang istirahat,”tutur Ida.
Untuk waktunya sendiri, mereka mengusahakan bisa memijat dalam waktu 30 menit, tidak lebih. Karena jika tidak, nanti akan ada penumpukan pelanggan.