REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah menerima penghargaan dari Pemerintah Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Penghargaan diberikan atas optimalnya pelayanan dan koordinasi otoritas Bandara AMAA selama kedatangan jamaah haji Indonesia gelombang pertama.
Penghargaan diberikan langsung oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil kepada Managing Director of Tibah Airport Co Eng Sofiene Abdessalam di Madinah, Selasa (8/9). Tibah Airport Co adalah konsorsium pengelola Bandara AMAA.
“Penghargaan kami berikan atas kerja sama yang baik serta penanganan yang prima terhadap jamaah haji Indonesia,” ujar Djamil di Madinah, Arab Saudi.
Djamil melanjutkan, tahun ini Bandara AMAA Madinah digunakan untuk kedatangan gelombang pertama jamaah haji asal Tanah Air. Fase kedatangan gelombang pertama berlangsung antara 21 Agustus sampai 4 September 2015. Setelah dilakukan evaluasi atas proses kedatangan jamaah di Madinah, Bandara AMAA dinilai layak mendapatkan penghargaan khusus lantaran perannya melayani jamaah haji Indonesia.
Djamil pun berharap otoritas Bandara Madinah bisa melanjutkan pelayanan dan koordinasi yang sudah terjalin baik dengan PPIH Arab Saudi saat pemulangan jamaah haji gelombang kedua mendatang.
“Saya berterima kasih karena proses kedatangan kali pertama 50 persen jamaah Indonesia melalui Madinah berlangsung lancar. Semoga ini bisa terus dipertahankan pada pemulangan gelombang kedua,” katanya.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemanag Sri Ilham Lubis menerangkan, Bandara AMAA bukan saja mampu menetapkan prosedur keamanan yang baik, namun sekaligus memberikan kenyamanan kepada jamaah haji Indonesia.
“Jamaah tak perlu antre lama, satu jam setelah mendarat jamaah sudah bisa berada di dalam bus untuk segera diantarkan ke hotel pemondokan,” kata Sri Ilham.
Sri Ilham melanjutkan, otoritas bandara juga tidak kaku dalam menerapkan pintu keluar kedatangan bagi jamaah haji. Kendati sudah ada pintu khusus kedatangan jamaah haji, namun otoritas bandara sering kali memberi jalan jamaah haji melalui pintu kedatangan internasional.
Fleksibilitas ini membuat tidak ada jamaah yang menumpuk di satu pintu kedatangan saat mereka tiba hampir bersamaan.
“Ini tidak pernah terjadi di Bandara Jeddah yang membuat jamaah haji cukup lama berada di dalam bandara,” ujarnya.
Kepala Daerah Kerja Bandara Jeddah-Madinah PPIH Arab Saudi Nurul Badruttamam mengatakan, pihaknya juga cukup terbantu dengan akses yang diberikan otoritas Bandara AMAA Madinah dalam memberikan perlindungan kepada jamaah. Misalnya, apabila ada jamaah yang tertahan di imigrasi lantaran bermasalah dengan paspor, visa, atau barang bawaan, otoritas bandara mempersilakan petugas Indonesia mendampingi.
“Akses ini sangat bermanfaat karena jamaah yang sempat tertahan bisa sedikit tenang dan tidak panik saat diurus segala keperluannya,” ujar Nurul.