Kamis 10 Sep 2015 14:00 WIB

Mustajabnya Doa-Doa Naba Aji Notoseputro

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indah Wulandari
Naba Aji Notoseputro
Foto: Republika
Naba Aji Notoseputro

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lewat beberapa pengalaman umrah dan hajinya, Direktur Bina Sarana Informatika (BSI) Naba Aji Notoseputro meyakini adanya momen dan lokasi yang mustajab.

Menurut Naba, dalam beragama seseorang perlu memanfaatkan hal-hal itu. Islam sendiri memang meriwayatkan adanya momen dan tempat khusus yang mustajab.

"Waktu mustajab menurut saya perlu dimaknai sebagai momen terdekat kita dengan Allah," ujarnya.

Ketika menunaikan ibadah umrah pada 2007, Naba lantas berdoa agar bisa kembali ke Tanah Suci dengan status berhaji. Doa itu lantas menjadi niat dan semakin diperkuat karena ada rasa ibadah yang kurang usai menunaikan umrah.

Doa Naba terkabul. Pada 2009, Naba membulatkan tekad untuk mendaftar haji dan langsung berangkat setahun berikutnya. "Alhamdulillah, artinya benar mustajab dan masih diberi umur dan rezeki oleh Allah," kata Naba.

Alumni Magister Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran itu tidak ingin pengalaman-pengalamannya di tanah suci hanya ia rasakan sendirian. Lewat kebijakan perusahaan, Naba mengupayakan untuk memberangkatkan delapan orang karyawan BSI untuk umrah ke Tanah Suci setiap tahun.

Menurut Naba, tidak semua orang memiliki rezeki dan kesempatan untuk beribadah di tanah suci. Naba berprinsip tidak perlu berbangga-bangga sering naik haji. "Pertanyaannya justru sudah berapa kali kita memberangkatkan orang haji?"

Menurut Naba, alangkah indah jika bisa beramai-ramai masuk surga. Lewat pengalaman-pengalaman spiritualnya, Naba semakin yakin kuasa manusia tak sebanding dengan kuasa Allah. Naba pun percaya manusia tidak layak menyombongkan diri di hadapan-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement