Ahad 13 Sep 2015 17:56 WIB

DPR: Jangan Puas Tambahan Sepuluh Ribu Kuota Haji

Rep: C33/ Red: Bayu Hermawan
Saleh Partaonan Daulay
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi sepakat untuk menambah kuota haji Indonesia sebanyak 10 ribu orang dari jumlah yang ada saat ini 168 ribu orang. Namun Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan pemerintah jangan puas hanya dengan tambahan kuota sepuluh ribu tersebut.

Meski mengapresiasi tindakan Presiden Joko Widodo untuk bernegosiasi dengan Raja Arab untuk menambah kuota haji, namun Saleh menilai seharusnya kuota haji Indonesia sudah kembali normal yaitu sekitar 211 ribu.

"Jangan sampai kondisi sudah normal tapi kuota tidak kembali normal, itu yang perlu diselidiki," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id pada Ahad, (13/9).

Sebab kuota haji di dunia, termasuk Indonesia sempat dikurangi menyusul perluasan masjidil Haram. Target pembangunan akan rampung pada 2016. Sehingga Saleh meyakini seharusnya kuota haji Indonesia sudah kembali ke angka sekitar 211 ribu.

"Jangan merasa sudah puas karena dikasih (kuota) 10 ribu karena itu tidak normal," katanya.

Menurutnya, pemerintah perlu berkomunikasi lagi dengan pemerintah kerajaan Arab Saudi supaya diberi penjelasan tentang kuota tersebut. Ia meyakini masyarakat berhak tahu perihal jumlah kuota yang sebenarnya tersedia.

"Saya kira kesalahan tidak ada di kita, mereka kan datang kesana sudah bicara soal itu. Masalahanya mungkin (kuota) tidak dikasih atau dikasih tapi cuma segitu. Jadi sebaiknya ditanya untuk  meminta penjelasan," jelasnya.

Politikus PAN itu merasa pihak Arab bisa saja beralasan masih adanya pembangunan di Masjid Nabawi. Namun menurutnya, hal itu tidaklah menjadi masalah karena ibadah jamaah haji lebih banyak terfokus di Mekkah.

"Mereka beralasan pindah pembangunan ke masjid nabawi. Tapi seharusnya disana kan tidak mengganggu karena jamaah berkumpulnya di Mekkah," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement