REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sebagian besar korban mobile crane terjungkal di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, mengalami luka di bagian kepala dan kaki. Tujuh orang yang meninggal mengalami luka di bagian kepala.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Arsyad Hidayat mengatakan, fisik dari tujuh warga jamaah haji Indonesia masih dapat dikenali.
"Yang wafat ini kena luka di bagian kepala. Masih normal," katanya, Ahad (13/9).
Tujuh jamaah yang meninggal akibat mobile crane terjungkal, yaitu Iti Rasti Darmini dari Kloter JKS 23, Masnauli Sijuadil Hasibuan dari Kloter MES 09, Painem Dalio Abdullah dari Kloter MES 08, Saparini Baharuddin Abdullah dari Kloter MES 08, Nurhayati Rasad Usman dari Kloter PDG 04, Ferry Mauluddin Arifin Dulhai dari Kloter JKS 12, dan Adang Joppy Lili dari Kloter JKS 16.
Arsyad mengatakan pemerintah berharap jumlah jamaah yang meninggal tidak bertambah. Sekarang ini, tujuh korban yang wafat masih ditangani oleh maktab. Prosedur yang harus dilalui terkait jamaah yang meninggal memang melalui mekanisme maktab.
"Bukan kita memakamkan," ucapnya.
PPIH Arab Saudi akan memberitahukan ke maktab. Selanjutnya, maktab akan mengambil jenazah. Sebelum dimakamkan, maktab akan memberikan waktu kepada keluarga yang juga menjadi jamaah haji di tanah suci untuk melihat jenazah.
"Asalkan ada pemberitahuan. Kita ajukan penyampaian ingin melihat sebelum pelaksanaan penguburan, bahkan diizinkan untuk menyalatkan," ujarnya.
Arsyad menyatakan, penguburan jamaah haji yang meninggal di Arab Saudi dimakamkan sesuai lokasi meninggal. Dia menyebutkan, jamaah yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi dan di Makkah dimakamkan di Saraya.