Senin 14 Sep 2015 16:00 WIB
Musibah crane jatuh

Insinyur: Crane Jatuh karena Kehendak Allah SWT

Rep: C35/ Red: Erik Purnama Putra
 Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Mohamed Al Hwaity)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Insinyur kontraktor Saudi Binladen Group mengatakan, musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram merupakan kehendak Allah SWT. Saudi Binladen Group, yang melaksanakan perluasan besar-besaran masjid, sudah terdapat tiga atau empat tahun tanpa masalah.

Itu bukan masalah teknis sama sekali. Saya hanya bisa mengatakan bahwa apa yang terjadi berada di luar kekuatan manusia. Itu adalah tindakan Allah, dan untuk pengetahuan saya, tidak ada kesalahan manusia dalam kasus ini sama sekali," kata insinyur tersebut yang enggan disebutkan namanya, menurut AFP, Senin (14/9).

Pihak berwenang sedang menyelidiki tragedi tersebut. Hal ini karena ratusan ribu Muslimin dari seluruh dunia bersama-sama untuk melakukan ibadah Haji tahunan.

Insinyur itu mengatakan crane adalah yang utama yang digunakan pada pekerjaan untuk memperluas Qudum, atau tawaf daerah sekitar Kabah. Di mana Kabah tersebut merupakan struktur potong dadu yang besar di tengah masjid yang menjadi titik fokus penyembahan. Crane tersebut telah dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak mempengaruhi ratusan ribu jamaah haji yang di daerah dan dalam cara yang sangat profesional.

Crane yang mampu mengangkut benda seberat ratusan ton tersebut menimpa atap Masjidil Haram ketika badai sedang melanda daerah sekitar Tanah Suci. Sementara saksi mengatakan kecelakaan yang terjadi ketika badai tersebut juga menggulingkan mobilnya dan melemparkan papan reklame di sekitar.

Proyek pengembangan memperluas daerah Masjidil Haram hingga 400 ribu meter persegi, memungkinkan untuk menampung hingga 2,2 juta orang sekaligus. Saudi Binladen Group merupakan kontraktor milik keluarga almarhum pemimpin Alqaeda Osama bin Laden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement