REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, semakin dipadati jamaah dari seluruh dunia pada Rabu (16/9) dini hari atau satu pekan sebelum puncak haji di Padang Arafah. Sebagian besar jamaah melaksanakan umrah atau ibadah sunnah di Baitullah.
Seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita, ratusan ribu jamaah memadati mataf atau tempat untuk melakukan tawaf. Hampir tidak ada celah bagi jamaah yang mengelilingi Ka'bah selama tujuh putaran. Jamaah saling berdesakan dan putaran pun berjalan lambat.
Kepadatan tersebut membuat jamaah yang menggunakan kursi roda tidak mungkin lagi melakukan tawaf di lantai 1. Petugas mengarahkan jamaah yang menggunakan kursi roda untuk mengelilingi Ka'bah di mataf lantai 2 dan 3.
Lokasi mataf di lantai 2 dan 3 juga ramai oleh jamaah. Petugas pun memberlakukan sistem buka tutup. Petugas menutup mataf lantai 2 dan 3 ketika masih banyak jamaah yang mengelilingi Ka'bah. Mataf akan dibuka ketika kepadatannya berkurang.
Kepadatan tidak hanya terlihat di Mataf, Masa'a juga tampak penuh oleh jamaah yang sedang menapaktilas perjalan Siti Hajar menemukan air untuk anaknya, Ismail. Tempat masa'a di lantai 1 tampak padat.
Jamaah berjalan sembari melantukan doa antara bukit shafa dan marwag. Tempat masa'a di basement tidak sepadat di lantai 1, namun tetap tampak ramai dengan masih ada celah antara jamaah yang sedang melakukan sa'i.
Lokasi sa'i di lantai 2 juga ramai oleh jemaah haji. Namun, titik tempat sa'i yang atapnya tertimpa crane belum dapat dilintasi sehingga jamaah harus menggunakan jalur kursi roda jika hendak melewati jalan yang ditutup itu.
Kondisi lalu lintas di Kota Makkah juga semakin padat. Kemacetan mewarnai hampir semua ruas jalan menuju Masjidil Haram. Jalan-jalan banyak dipenuhi bus shalawat berbagai negara yang bolak-balik penginapan-Masjidil Haram. Perjalanan ke Masjidil Haram pun lebih lama dibandingkan biasanya.