REPUBLIKA.CO.ID, MAKAH -- Berbeda dari beberapa hari sebelumnya, jamaah Indonesia tak lagi nampak mendominasi jamaah haji yang ada dim Masjidil Haram. Jamaah asal India, Turki, Cina, Turki, Bangladesh, Pakistan, dan sejumlah negara di benua Afrika tampak lebih sering lalu lalang seusau waktu shalat. Kendati demikian, jamaah haji asal Tanah Air masih dapat dijumpai di masjid terbesar di dunia tersebut.
Lantaran sesaknya Masjidil Haram, sejumlah jamaah memilih pulang ke pemondokan sebelum waktu Subuh. Selain lebih memilih shalat berjamaah di masjid dekat pemondokan mereka, para jamaah yang pulang ke hotel sudah merasa letih setelah menunaikan umrah.
“Sudah capek, Mas. Tadi umrah mulai jam 11 malam. Ini sekarang sudah desak-desakan, kita mau pulang saja,” kata Maryati M Sanang, jamaah asal Cengkareng, Jakarta Barat yang mukim di pemondokan nomor 801 di daerah Jarwal.
Maryati memilih pulang bersama rekannya, Dayah Sastrosaid. Mereka yang tergabung dengan jamaah kloter JKG 38 mengaku baru sempat melaksanakan umrah quddum seperti dilaporkan wartawan Republika, EH Ismail.
“Aduh, ternyata akhir-akhir gini orang kita sudah jarang. Padahal kemaren pas pertama ke sini waktu Dzuhur orang kita masih banyak,” ujar Dayah, jamaah haji asal Meruya, Jakarta Barat.
Ali Sutisna, jamaah haji lainnya mengatakan, kendati sudah tidak ada layanan bus shalawat, namun dia akan tetap mendatangi Masjidil Haram walaupun harus mengeluarkan uang ongkos angkutan umum. “Saya sudah komitmen selama ada di Makkah, ya banyak-banyak ibadah di Masjidil Haram. Lagian angkutan umumnya murah lah, cuma dua riyal sekali jalan,” kata Ali.