Sabtu 19 Sep 2015 04:18 WIB

Mengirim Koper Lewat Kargo dari Tanah Suci

Rep: ratna puspita/ Red: Damanhuri Zuhri
Koper Haji (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Koper Haji (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah asal Makassar, Ernawati Tafsir (46) tidak terlalu memusingkan bobot dalam kopernya. Dia punya strategi agar koper yang masuk ke dalam bagasi tidak kelebihan muatan. Tidak semua oleh-oleh dikemas dalam koper bagasi, melainkan dikirim melalui kargo.

Ernawati yang berangkat bersama suaminya, Tafsir, sudah mengirimkan oleh-oleh seberat 30 kilogram di Madinah. Untuk setiap satu kilogram, dia mengeluarkan 14 riyal (setara Rp 53.200). “Sudah Rp 1 juta untuk kirim,” kata Ernawati menerangkan.

Ernawati dan Tafsir masih berencana mengirimkan lagi 20 kilogram oleh-oleh untuk keluarga, kerabat, dan teman di Makkah. Keduanya memang mengalokasikan anggaran khusus untuk membeli oleh-oleh. “Kalau uang living cost saja untuk bayar dam, kurban, dan biaya sehari-hari,” kata dia.

Oleh-oleh yang dibawa pasangan ini bermacam ragam mulai dari sajadah, baju muslim, kurma, tasbih, songkok, dan wewangian. “Rencananya 15 hari sudah tiba di tanah air. Yang dikirim di Madinah seharusnya segera tiba,” ujar Ernawati.

Cara serupa dilakukan Basri binti Gapalolong (47) yang sudah mengirimkan oleh-oleh. Untuk kebutuhan sepuluh hari sebelum pulang dan rangkaian ibadah haji di Arafah pada Rabu (23/9), Basri menyiapkan dua pakaian ganti dan satu ihram. “Pakaiannya dicuci-pakai saja. Enggak mau repot,” kata dia.

Rencananya, jamaah asal Kloter UPG 02 terbang ke tanah air melalui Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, pada 29 September 2015. Ada 24 kloter yang pulang awal, yaitu pada 28 dan 29 September, sehingga harus melakukan timbang bagasi sebelum prosesi wukuf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement