REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah mendirikan 65 pusat survei epidemiologi di Makkah dan di tempat-tempat suci demi menjaga kesehatan jamaah. Hal itu dikatakan Faisal Al-Zahrani, juru bicara Kementerian Kesehatan, kepada Arab News.
Faisal mengatakan bahwa kementerian telah mengadopsi pencegahan, pelayanan kesehatan kuratif maupun darurat di samping program kesadaran publik."Kami telah mengerahkan sumber daya kami untuk menawarkan keamanan maksimum untuk para tamu Allah," jelasnya.
Dia menunjukkan bahwa tim kesehatan yang bertugas di bagian pencegahan menjaga titik masuk jamaah haji di darat, laut dan udara. Selain itu tim tersebut juga ada di provinsi barat untuk memeriksa kondisi kesehatan jamaah yang tiba dari berbagai belahan dunia.
"Ada pusat komando pusat yang akan menerima dan mengkoordinasikan tindakan dengan organisasi terkait lainnya untuk segera mengimplementasikan rencana mengenai wabah penyakit," katanya.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Menteri Kesehatan Khalid Al-Falih meyakinkan warga dan jamaah bahwa situasi kesehatan jamaah haji tergolong baik. Tercatat tidak ada kasus epidemi atau pandemi yang terdeteksi di antara mereka sejauh ini.
Al-Falih mengatakan bahwa pihaknya mengambil aspek pencegahan penyakit sebagai salah satu prioritas utama, serta terus mengikuti perkembangan terbaru dan perubahan dalam domain kesehatan lokal dan internasional. Tentunya sekaligus bekerja sama dan berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia.
Menteri menunjukkan Kementrian Kesehatan telah membuat semua persiapan teknis untuk musim haji. Hal itu bertujuan menjaga kesehatan dan keselamatan jamaah.