Senin 21 Sep 2015 07:17 WIB

Pulau Sakit, Makam Para Haji Tempo Doeloe

Rep: Alwi Shabab/ Red: Didi Purwadi
Benteng Martello yang terletak di Pulau Bidadari tak jauh dari Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Jakarta.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Benteng Martello yang terletak di Pulau Bidadari tak jauh dari Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pulau Onrust, salah satu pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara menjadi tempat karatina bagi para haji sepulang dari menunaikan ibadah haji. Selama karantina mereka harus tinggal di pulau ini selama lima hari. Bahkan kadang-kadang lebih lama lagi tergantung kesehatan para jamaah bersangkutan.

Setiba di Onrust, para jamaah haji diperiksa kesehatannya oleh seorang dokter. Terdapat pula enam orang petugas bangsa Belanda yang turut menangani jamaah haji. Mereka hanya berada di Onrust saat-saat musim haji.

Di Onrust ketika itu ada sebuah kapal motor bernama Kapal Onrust yang berlayar dua kali seminggu ke Tanjung Priok. Kapal ini berfungsi untuk mengangkut jenazah jamaah haji yang meninggal di Pulau Sakit (kini pulau Bidadari) dan Pulau Kelor untuk dimakamkan.

Kedua pulau yang merupakan satu gugus dengan Onrust dan Cipir ketika itu merupakan hutan belukar. Kini kedua pulau itu merupakan tempat rekreasi yang tiap akhir pekan ramai dikunjungi, khususnya di Bidadari (Pulau Sakit). Di sini kita juga dapat menjumpai benteng peninggalan VOC saat mereka menjadikan pulau ini sebagai tempat rekreasi.

Menurut Basirun, para jamaah haji yang meninggal dikuburkan dengan sangat sederhana. Tidak mendapatkan perawatan atau fasilitas seperti orang-orang Belanda yang meninggal di pulau Onrust. Jenazah-jenazah para haji dimakamkan di sembarang tempat dan samasekali tidak memperhitungkan arah kiblat. Di Pulau Onrust masih dijumpai sejumlah makam warga Belanda.

Kini, rumah dokter karantina haji yang menjadi salah satu peninggalan kelam sejarah perhajian di tanah air masih berdiri utuh setelah dipugar oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Yang masih perlu dipugar kembali adalah barak-barak yang pernah menampung 3.500 jamaah haji yang kini tinggal puing-puing. Apalagi Pemda DKI ingin menjadikan Onrust sebagai taman arkeologi.

Pulau yang kini tidak berpenghuni ini paling banyak memiliki tinggalan arkeologi. Padahal pada masa jayanya di Onrust pernah tinggal 1000 orang pekerja yang kebanyakan para budak dan orang Tionghoa. Pada abad ke-18, sebelum menemukan benua Australia, James Cook sempat singgah terlebih dulu di Onrust untuk memperbaiki dan mereparasi kapalnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement