Senin 21 Sep 2015 12:54 WIB

Jelang Wukuf, Menag Minta Maaf Pelayanan Belum Maksimal

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indah Wulandari
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Jamaah calon haji asal Indonesia sudah berada di Makkah, Arab Saudi untuk melakukan prosesi wukuf di Padang Arafah pada Rabu (23/9).

Pada kesempatan tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang menjadi Amirul Hajj meminta maaf kepada jamaah Indonesia yang belum mendapatkan hak-hak sebagaimana mestinya selama berada di Tanah Suci.

Lukman menyatakan, keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji ditentukan oleh kualitas perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada jamaah.  Jamaah calon haji berhak mendapatkan perlindungan agar dapat menjalankan ibadah dengan lancar.

Di luar peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram yang menyebabkan 11 jamaah haji Indonesia wafat dan 42 jamaah menjadi korban luka, ada kasus kebakaran di Pemondokan 403.

"Ini menyebabkan jamaah kita harus dievakuasi maka terkait perlindungan, saya menyampaikan permohonan maaf," kata dia, pada malam taaruf di Hotel Jirand Al Tayseer, Ahad (20/9) malam.

Terkait pembinaan, jamaah haji berhak mendapatkan manasik agar melaksanakan ibadah haji dengan cara syari. Namun, Lukman masih mendapatkan keluhan dari beberapa pihak bahwa aspek pembinaan manasik haji masih banyak yang harus ditingkatkan kembali.

Terakhir, jamaah berhak mendapatkan pelayanan yang baik terkait transportasi, akomodasi, dan katering. Namun, ada beberapa pemondokan masih ada yang terganggu seperti terkendala air, AC tidak berfungsi dengan baik.

"Meski jumlahnya hanya sedikti tapi itu menyebabkan sebagian jamaah haji kita tidak mendapatkan hak-haknya sebagaimana mestinya," kata Lukman.

Persoalan layanan lainnya, yaitu transportasi Madinah-Makkah yang kurang baik. Hingga pemberangkatan jamaah gelombang pertama dari Madinah ke Makkah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mencatat 27 bus bermasalah.

Lukman menyebutkan, permasalahan itu mulai dari mogok dan AC yang tidak berfungsi. "Karenanya sekali lagi saya mohon maaf atas hal-hal seperti itu. Mudah-mudahan ke depan hal itu bisa lebih baik lagi," kata dia.

Menurut Lukman, pemerintah sedang mengupayakan agar bus-bus antarkota pada pemberangkatan gelombang kedua dari Makkah ke Madinah dan Makkah ke Jeddah akan lebih baik. "Insya Allah gelombang kedua untuk rute Makkah – Madinah maupun Makkah – Jeddah, akan lebih baik kondisi bus-busnya," ujar dia.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengapresiasi kinerja Kementerian Agama dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Dia pun berharap setelah ini seluruh pihakdapat merumuskan metode penyelenggaran dan pengawasan haji untuk tahun depan.

"Agar menjadi penyelenggaraan yang lebih baik," ujar dia.

Apalagi, Fahri menyatakan, tahun ini seharusnya menjadi tahun terakhir dana haji dikelola dengan sistem dana abadi umat. Sesuai amanat Undang-Undang tentang Badan Pengelola Keuangan Haji yang disahkan tahun lalu, dana haji seharusnya dikelola dengan independen dan cakupannya lebih luas.

Dia berharap pengelolaan dana oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) akan membuat beban biaya jamaah haji berkurang.

"Juga, fasilitas yang lebih besar bagi jamaah kita sehingga mereka semakin terlayani dengan sebaik-baiknya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement