Selasa 22 Sep 2015 17:57 WIB

Jamaah Berisiko Tinggi Disarankan Berkursi Roda di Armina

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indah Wulandari
Muchroji (56 tahun, kanan), jamaah haji Kloter 71 Embarkasi Solo, shalat mahgrib di kursi rodanya di ruang transit penumpang setelah mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah, Arab Saudi, Ahad (28/9).(Republika/Zaky Alhamzah)
Foto: Republika/Zaky Alhamzah
Muchroji (56 tahun, kanan), jamaah haji Kloter 71 Embarkasi Solo, shalat mahgrib di kursi rodanya di ruang transit penumpang setelah mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah, Arab Saudi, Ahad (28/9).(Republika/Zaky Alhamzah)

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr Mawari Edy mengimbau jamaah berisiko tinggi tidak memaksakan dalam prosesi Armina.

"Prinsipnya, mampu atau tidak mampu melakukan seluruh rangkaian ibadah haji," kata Edy Selasa (22/9).

Edy menyatakan, jamaah yang sakit parah dapat dibadalhajikan. Jamaah yang sakit juga dapat disafariwukufkan. "Kalau tidak mampu maka dapat diwakilkan," kata dia. Prosesi yang dapat diwakilkan seperti melontar jumrah.

Kendati demikian, sebagian keluarga menolak anggota keluarganya dibadalhaji atau melakukan safari wukuf sehingga mereka membawa pulang untuk dibawa ke Padang Arafah bersama rombongan jamaah lainnya.

Edy mengatakan, tim kesehatan sudah mengimbau agar jamaah yang berisiko menggunakan kursi roda ketika melakukan rangkaian ibadah haji.

Tidak hanya itu, harus ada keluarga yang mewakili. "Kasus-kasus seperti itu sudah kami anjurkan untuk punya kursi roda. Harus ada sendiri karena kami tidak menyiapkan kursi roda. Hanya ada kursi roda untuk pelayanan jamaah secara umum," ujar Edy.

Jamaah asal Riau, Nurjanis Musa Jambang (72 tahun), misalnya, mengatakan dia tidak mau memaksakan diri dalam prosesi haji. Yang terpenting, dia dapat melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

"Insya Allah kalau kuat (melontar sendiri). Kalau tidak kuat diwakilkan saja," kata dia.

Farida Muhammad Thani (85 tahun) dari Lampung menyatakan, dia ingin melontar jumrah pada hari pertama. Dia akan mewakilkan tiga lontaran pada hari kedua dan ketiga.

"Aku ini juga kan ingin punya kenang-kenangan melontar," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement